Dalam buku Sejarah Desa Hariang
diungkapkan bahwa pendiri pemukiman yang sekarang dikenal dengan nama Desa
Hariang adalah Wangsawijaya. Wangsa Wijaya mempunyai istri yang bernama Nyi Mas
Bayun.
Wangsawijaya menurut buku
tersebut diatas merupakan putra dari
bupati Bandung pertama yang bernama Tumenggung Wira Angun Angun. Wangsa Wijaya
menikah dengan Nyi Mas Bayun putri bupati Sumedang.
Tentang Nyi Mas Bayun
dalam buku Sejarah Desa Hariang dikatakan sebagai anak dari Dalem Panembahan
atau Rangga Gempol III. Sedang dalam silsilahyang ada di Museum Sumedang
dikatakan bahwa Nyi Mas Bayun merupakan putri dari Pangeran Rangga Gede, yang
notabene merupakan kakek dari Pangeran Rangga Gempol III atau Pangeran (Dalem)
Panembahan.
Dalam silsilah Museum Sumedang nama Wangsawijaya
bergelar Raden, sedang istrinya bergelar Nyi Mas. Dari pernikahan Wangsa wijaya
dengan Nyi Mas Bayun menurut silsilah
dari museum Sumedang mempunyai 4 orang anak, yaitu Mas
Tarunadiwangsa, Nyi Mas Mayar, Nyi Mas Puna, dan Nyi Mas Bungsu. Dan dalam
silsilah museum Sumedang ditulis sebagai berikut:
1.1.1.21 NM. Bajoen .
1.1.1.21 x Rd. Wangsawidjaja Hariang .
1.1.1.21 x Rd. Wangsawidjaja Hariang .
1.1.1.21.1 Mas Taroenadiwangsa .
1.1.1.21.2 NM. Majar .
1.1.1.21.3 NM. Poena .
1.1.1.21.4 NM. Boengsoe .
1.1.1.21.2 NM. Majar .
1.1.1.21.3 NM. Poena .
1.1.1.21.4 NM. Boengsoe .
A..
Wangsa Wijaya
Wangsa Wijaya merupakan
pendiri desa Hariang yang sebenarnya. Dia merasa terpesona oleh daerah ini setelah
diutus menjadi salah seorang pemburu oleh Pangeran di Sumedang.
Seperti sudah ditulis
diatas, menurut buku sejarah desa Hariang, bahwa Wangsa Wijaya merupakan putra
dari bupati bandung pertama yang bernama Tumenggung Wira Angun Angun atau dalam
buku diatas disebut dengan Dalem Gajah. Tumenggung Wirangun angun nama aslinya adalah Ki Astamanggala (mp.
1632-1681 M). Tentang benar dan salahnya tentang silsilah tersebut, karena itu
perlu penyelidikan yang lebih jauh. Karena belum menemukan pendapat yang
menguatkan yang berkaitan dengan Wangsawijaya ini dengan bupati Bandung
pertama. Yang menguatkan tentang Wangsawijaya ini ada dalam sejarah silsilah
Museum Sumedang.
Hal ini berbeda dengan istrinya, Nyi Mas Bayun. Silsilahnya ada di
museum Sumedang sebagai turunan bangsawan Sumedang.
Wangsa wijaya meskipun
turunan dari bangsawan (gelar Raden), ia konon tidak menyukai kebangsawanan. Ia
sangat merakyat. Ada suatu peribahasa “agul ku payung butut” merupakan istilah
dari gelar para bangsawan, yang bangga hanya ada gelar di depan namanya. Dengan demikian Wangsa Wijaya tidak mau gelar
kebangsawanannya menghalangi dirinya bergaul dengan masyarakat biasa.
B..
Nyi Mas Bayun
Nyi Mas Bayun merupakan
istri dari Raden Wangsawijaya. Menurut buku Sejarah Desa Hariang, Nyi Mas Bayun
merupakan putri dari Dalem Panembahan Sumedang atau Rangga Gempol III. Tetapi
menurut silsilah dari keraton Sumedang, Nyi Mas Bayun ini merupakan putri dari Pangeran
Rangga Gede (mp. 1620-1624 M), penguasa Sumedang setelah Rangga gempol I atau
kakek dari Pangeran Rangga Gempol III.
Setelah Prabu Geusan Ulun
meninggal, raja Sumedang Larang jatuh kepada putranya dari Harisbaya yang
bernama Pangeran Kusumah Dinata III atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Rangga
Gempol I. Setelah Pangeran Rangga Gempol I ikut dalam menyerang madura, dan
tidak pernah kembali. Kekuasaan di Sumedang kemudian diserahkan kepada Pangeran
Rangga Gede, adik Rangga Gempol lain ibu.
Berikut dibawah ini
Sumedang Larang di era kabupatian atau setelah era Pangeran Geusan Ulun (mp. 1578-1601 M):
- Pangeran Rangga Gempol-I (mp. 1601-1625 M)
- Pangeran Rangga Gede (mp. 1625-1633 M)
- Pangeran Bagus Weruh ( Rangga Gempol-II) (mp. 1633-1656 M)
- Pangeran Panembahan/Pangeran Rangga Gempol-III(mp. 1656-1706 M)
- Dalem Adipati Tanoemadja : 1706-1709
- Raden Tumenggung Koesoemahdinata-VII (Pangeran Rangga Gempol-IV/Pangeran Karuhun) : 1709- 1744
- Dalem Istri Radjaningrat : 1744-1759
- Dalem Adipati Koesoemahdinata-VIII (Dalem Anom) : 1759-1761
- Dalem Adipati Soerianagara-II : 1761-1765
- Dalem Adipati Soerialaga : 1765-1773
- Dalem Adipati Partakoesoemah (Tusschen Bestur Parakanmuncang) : 1773-1789
- Dalem Aria Satjapati-III : 1789-1791
- Raden Tumenggung Soerianagara (Pangeran Koesoemahdinata-IX/Pangeran Kornel) : 1791-1828
- Dalem Adipati Koesoemahjoeda (Dalem Ageung) : 1828-1833
- Dalem Adipati Koesoemahdinata (Dalem Alit) : 1833-1834
- Raden Tumenggung Soeriadilaga : 1834-1836
- Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Sugih) : 1836-1882
- Pangeran Aria Soeriaatmadja (Pangeran Mekkah) : 1882-1919
- Adipati Aria Koesoemadilaga : 1919-1937
- Tumenggung Aria Soeria Koesoema Adinata : 1937-1946
1..
Turunan Prabu Geusan Ulun (mp. 1579-1601 M)
Prabu Geusan Ulun adalah
raja Sumedang yan terbesar dan terakhir.
Ia berkuasa dar tahun 1579 hingga tahun 1601 M. Ia merupakan anak dari Pangeran Santri (Pangeran Kusumah
Dinata) dengan Ratu Setyasih atau Ratu Inten Dewata atau terkenal juga dengan
sebutan Ratu Pucuk Umun. Pangeran santri
merupakan cicit dari ulama besar Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Nurul Jati., yang
silsilahnya hingga Rasulullah. Sedang Ratu Pucuk Umun atau Ratu Setyasih Ratu
Inten Dewata merupakan turunan raja raja sumedang.
Prabu Geusan ulun diawal
keuasaannya mewarisi mahkota sang binoksih kerajaan Pajajaran, yang dibawa oleh
4 kandaga lante yang terkenal, yaitu: Jaya perkosa (Sanghiyang Hawu ), Batara Adipati Wiradijaya
(Nangganan), Sanghiyang Kondanghapa dan Batara Pencar Buang (Embah Terong peot). Karena itu Prabu Geusan Ulun mewarisi seluruh wilayah Pajajaran yang
tidak dikuasai oleh Banten dan Cirebon.
Prabu Geusan Ulun atau
Pangeran Kusumah Dinata II memiliki 3
orang istri. Yang pertama bernama Nyi Mas Cukang Gedeng Waru, putri Sunan Pada.
Yang kedua adalah Putri Harisbaya, yang berasal dari Pajang / Demak. Dan yang
ketiga adalah Nyi Mas Pasarean.
Anak dari Istrinya Nyi Mas Cukang Gedeng Waru
- Pangeran Rangga Gede, yang merupakan cikal bakal bupati Sumedang.
- Raden Aria Wiraraja 1
- Kiai Kadu Rangga Gede
- Kiai Rangga Patra kalana di Cunduk kayu
- Kiai Aria Rangga Pati di Haur koneng
- Kiai Ngabehi Watang
- Nyi Mas Demang Cipaku
- Nyi Mas Ngabehi Martayuda di Ciawi
- Nyi Mas RanggaWiratama di Cibeureum
- Raden Rangga Nitinagara di Pagaden dan Pamanukan
- Nyi Mas Rangga pamade
- Nyi Mas Dipati Ukur di Bandung
- Pangeran Tumenggung Tegal Kalong
- Kiai Demang Cipaku di dayeuh Luhur
Putra Geusan Ulun dari Istrinya ratu Harisbaya
- Rangga Gempol 1 (Pangeran Kusumah Dinata III)
Putra Geusan Ulun dari Istrinya
Nyi Mas Pasarean.
- Raden Kartajiwa.
- Raden Mangunrana
- Raden Tampangkil
- Nyi raden Sumalintang
- Nyi Raden Nustawiya
2..
Turunan Pangeran Rangga Gede (mp.1625-1633 M)
Pangeran Rangga Gede menjadi
bupati wedana Sumedang dari tahun 1625 hingga 1633 M. Ia berkuasa setelah
Rangga Gempol I pada tahun 1625 M ikut
penyerangan terhadap Madura.
Rangga Gede dianggap
sebagai cikal bakal bupati Sumedang. Karena seluruh bupati Sumedang merupakan
turunannya. Rangga gede mempunyai 29
anak, diantaranya ada yang bernama Nyi Mas Bayun.
Berikut adalah putra dan putri Pangeran Rangga Gede:
- Dalem Arya Bandayuda
- Dalem Jayuda
- Dalem Wargaita
- Dalem Wanngsasubaya
- Bagus Weruh / Dalem Rangga Gempol II
- Dalem Lurah
- Raden Singamanggala
- Ki Wangsaparamaja
- Ki Wiratama
- Ki Wangsaparaja
- Ki Jasinga
- Ki Wangsasabadra
- Kiai Anggatanu
- Ki Martabaya
- Nyi Mas Anggadasta
- Nyi Masa nataparana
- Nyi Mas Arya Pawenang
- Nyi Mas Martarana
- Nyi Mas Jagasatru
- Nyi Mas Wargakarti
- Nyi Mas Bayun
- Nyi Mas wangsapatra
- Nyi Mas Warga Komara
- Nyi Mas Yundakala
- Nyi Mas Tuan Sukadana
- Nyi Mas Utama
- Nyi Mas Kawangsa
- Nyi Mas Wirakarti
- Nyi Raden Nalawangsa.
Dalam silsilah Sumedang bahwa Ny Mas Bayun merupakan
anak ke 21 Rangga Gede.
3..
Pangeran Bagus Weruh /Dalem Rangga Gempol II (mp. 1633-1656 M)
Setelah Rangga Gede kekuasaan eks Sumedang Larang
jatuh ke adik iparnya, Adipati Ukur. Tetapi untuk kabupatian Sumedang jatuh ke
anaknya Pangeran Bagus Weruh atau
dikenal juga dengan Rangga Gempol II.
Dan setelah Rangga Gempol II, bupati selanjutnya
anaknya dari Sang bupati yang bernama Pangeran Panembahan (Rangga Gempol III)
(mp. 1656-1706 M).
4.
Silsilah Nenek Moyang Nyi Mas Bayun
Ny Mas Bayun merupakan anak dari Pangeran Rangga Gede
, yang merupakan bupati wedana atau bupati
Sumedang dan turunan raja raja Sumedang
dan juga turunan ulama besar Syekh Datuk Kahfi. Pangeran Rangga Gede merupakan
putra dari Prabu Geusan Ulun, Raja Sumedang terakhir Yang berarti bahwa kakek Nyi Mas Bayun,
adalah seorang raja.
Prabu Geusan ulun dari pihak ibu(ratu Setyasih/ Ratu
Inten Dewata / Ratu Pucuk Umun) merupakan turunan raja raja Sumedang klasik,
sedang ayahnya (Pangeran Santri) merupakan turunan Syekh Datuk Kahfi atau Syekh
Nurjati, ulama besar masih keturunan Nabi Muhammad SAW.
Pangeran Santri atau Pangeran Kusumah Dinata I
merupakan turunan dari ulama, putra dari Pangeran Maulana Muhammad (Pangeran
Palakaran), cucu dari Syekh Maulana
Abdurrahman (Sunan Panjunan), cicit dari Syekh Datuk Kahfi (Syekh Nurjati).
Silislah Pangeran Santri:
- Nabi Muhammad SAW
- Fatimah Az Zahra
- Sayyid Husein
- Sayyid Ali Zainal Abidin
- Sayyid Muhammad Al Baqir
- Sayyid Ja’far as Shadiq
- Sayyid Ali Al Uraidhi
- Sayyid Muhammad an Naqib
- Sayyid ‘Isa Naqib ar Rumi
- Sayyid Ahmad al Muhajir
- Sayyid al imam ‘Ubaidillah
- Sayyid Alawi Awwal
- Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah
- Sayyid Alawi Ats Tsani
- Sayyid Ali Kholi’ Qosim
- Sayyid Muhammad Sohib Mirbath
- Sayyid Alawi Ammil Faqih
- Sayyid Amir Abdul malik al Muhazir azmatkhan
- Sayyid Abdullah Azmatkhan
- Abdul Kadir
- Maulana Isa
- Datuk Ahmad
- Syekh Datuk Kahfi / Syekh Nurjati / Syekh Nurul Jati
- Syekh Maulana Abdurrahman (Sunan Panjunan)
- Maulanan Muhammad (Pangeran Pamelekaran)
- Pangeran Santri (Pangeran Kusumahdinata)
- Prabu Geusan Ulun
- Pangeran Rangga Gede
- Nyi Mas Bayun
Silsilah Ratu Setyasih (Ratu Inten Dewata / Ratu
Pucuk Umun), turunan Raja Raja Sumedang Larang.
- Batara Prabu Aji Putih
- Prabu Tajimalela (Batara Tuntang Buana)
- Prabu Lembu Agung (Prabu Jayabrata/ Prabu Lembu Peteng Aji)
- Prabu gajah Agung (Prabu Atmabrata)
- Prabu Pagulingan (Prabu Wirajaya Jagabaya)
- Sunan Guling ( Prabu Mertalaya)
- Sunan Tuakan (Prabu Tirta Kusuma)
- Ratu Sintawati (Nyi Mas Patuakan) menikah dengan Sunan Corenda dari Talaga
- Ratu Satyasih (Ratu Inten Dewata / bergelar Ratu Pucuk Umun), menikah dengan Pangeran Santri dari Cirebon.
- Prabu Geusan Ulun
- Pangeran Rangga Gede
- Nyi Mas Bayun
Adeng Lukmantara bin Abah Olin
Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam
Asal Hariang - Kab. Sumedang
(Sumber: Dari berbagai Sumber)