A.. Letak Desa Hariang
Desa Hariang merupakan suatu desa yang ada di kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang.
B.. Sejarah Hariang Menjadi Suatu Wilayah Desa
Desa Hariang menurut sejarah didirikan pada tanggal 12 April 1843 Masehi, pada masa Sumedang dipimpin oleh Bupati Pangeran Surya Kusuma Adinata. Dan yang diangkat menjadi kepala desa atau "kuwu" pertama adalah Ungkas Wangsa Wijaya. Setelah Ungkas berhenti kemudian diganti oleh Sarwian, dan seterusnya.
C.. Kepala Desa (Kuwu) yang Pernah Menjabat di Desa Hariang
Sejak berdirinya pada tanggal 12 April 1843, hingga tahun 2014 (dalam kurun waktu 174 tahun) desa Hariang telah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak 21 kali yaitu 16 kepala desa definitif dan 4 penjabat kepala desa.
Sejak berdirinya pada tanggal 12 April 1843, hingga tahun 2014 (dalam kurun waktu 174 tahun) desa Hariang telah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak 21 kali yaitu 16 kepala desa definitif dan 4 penjabat kepala desa.
1. Ungkas Wangsa Wijaya (mp. 1843-1869)
Ungkas merupakan anak dari uyut Mudaran. Ia merupakan anak pertama dari 6 bersaudara. Dalam silsilah Ungkas termasuk generasi ke-7 dari silsilah urang Hariang, dengan silsilah sebagai berikut: Ungkas bin Mudaran bin Mukram bin Soma bin Akung bin Wangsa Dirana bin Taruna diwangsa bin Wangsa Wijaya.
Ia memerintah desa hariang selama 25 tahun. Ia berhenti jadi kuwu (kepala desa) karena diangkat menjadi Petinggi (perwakilan camat) di lingkungan desa hariang ke barat. Dan pada tahun 1877 tingkat patinggi dibubarkan, sehingga setelah itu ia berhenti di pemerintahan. Pada tahun itu juga kuwu sarwian berhenti juga.
Ungkas terkenal akan pengaruhnya yang cukup menonjol. Ia sendiri seorang yang kuat, gagah, sakti dan ahli dalam menggunakan senjata (ngabedil). enurut cerita ia hanya perlu 1 kali tembakan untuk menembak (ngabedil) badak yang cukup kuat. Padahal konon orang lain yang menembak badak tersebut, meskipun menembak lebih dari 2 atau 3 kali badak tersebut masih tetap bisa lari.
2. Sarwian (mp. 1869-1877 M)
Sarwian diangkat menjadi kuwu yang kedua (lurah manten), Ia tinggal di Tonjong. dalam silsilah ia tidak termasuk turunan Urang Hariang, tetapi ia menikah dengan Nyi Etet putra Asikin. Istrinya masih merupakan turunan Urang Hariang.
Ia memerintah hariang selama delapan tahun, dari tahun 1869 hingga 1877 Masehi, dan digantikan oleh Ahi Asta Praja.
3. Ahi Asta Praja (1877-1894 M)
Ahi Asta Praja merupakan kuwu (kepala desa) ke-3, yang memerintah selama 17 tahun dari tahun 1877 hingga 1894 Masehi. Ia merupakan putra dari Uyut Enas, dan ia menikah dengan Nyi Uti.
Diceritakan bahwa Ki asta adalah seorang yang gagah dan sakti. Terkenal kuat, sehingga ia bisa mencabut pohon beringin. Konon kekuatannya menyamai Uyut Siuman tempo dulu, dan kadang terlalu dibesar-besarkan katanya bisa terbang juga. Konon karena ingin bisa terang Ki Asta bertapa ke Gunung geulis. Bersamaan dengannya juga ikut seorang yang bernama Kalsim, yang mempunyai tujuan yang sama. Ki Asta bertapa hampir dipuncak disela-sela batu besar, sedang Kalsim lebih bawahnya.
Diceritakan bahwa Ki asta adalah seorang yang gagah dan sakti. Terkenal kuat, sehingga ia bisa mencabut pohon beringin. Konon kekuatannya menyamai Uyut Siuman tempo dulu, dan kadang terlalu dibesar-besarkan katanya bisa terbang juga. Konon karena ingin bisa terang Ki Asta bertapa ke Gunung geulis. Bersamaan dengannya juga ikut seorang yang bernama Kalsim, yang mempunyai tujuan yang sama. Ki Asta bertapa hampir dipuncak disela-sela batu besar, sedang Kalsim lebih bawahnya.
Pada masa Ahi asta Praja Desa Hariang waktu itu terdiri dari: Kampung Hariang aya 72 suhunan (rumah), Kampung Waregu ada 9 suhunan (rumah) dan Kampung Tonjong ada 27 suhunan (rumah). Jumlah penduduknya tidak diceritakan berapa jumlahnya.
Konon pada masa Ahi Asta praja ini, antar kampung tidak aman, bahkan kadang saling mengancam. Terutama kalau ada yang menyenangi wanita kampung yang lainnya, maka pemuda itu akan dikejar-kejar. jika pemuda itu pemberani maka akan terjadi perkelahian, dan jika tidak berani maka mereka kadang melarikan diri.
4. Wira Praja (1894- 1899)
5. Jaya Praja (1899- 1909)
6. Mulyani Wangsa Praja (1909-1914)
7. Adi Wijaya (1914- 1928)
8. Astra Praja (1928-
1945)
9. Enja (1945- 1947)
10. Astra Praja II (1947- 1948)
11. Ato Wiharja (ORTD) (1949)
12. E.Sona (1949- 1969)
13. Sukarya (Pj) (1969- 1970)
14. S.Endih (1970- 1980)
15. Engkos
Kosim (Pj) (1980-1981)
16. Koko.S (1981- 1989)
17. Engkan Kuswara (1989- 1990)
18. Danu.K (1990- 1998)
19. Uda Wijaya (1998- 2006)
20. T. Rustandi (2006- 2012); Sekarang
T Rustandi untukmasa jabatan yang kedua kalinya (2012- 2018).
(lanjut.....)