Oleh
Adeng Lukmantara
Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam
Asal Hariang- Sumedang- Jawa Barat
SUMEDANG ERA PENGARUH
KOMPENI
1.. R.T.Tanumaja (mp. 1706-1709 M)
Raden Tumenggung Tanumaja menjadi bupati Sumedang pada tahun
1706 hingga 1709 M. Ia menggantikan ayahnya Pangeran Panembahan (Rangga Gempol
III). Ibukota pemerintahannya di Regol Wetan Sumedang . .
R.T. Tanumaja adalah bupati Sumedang pertama yang diangkat
oleh kompeni Belanda. Pengangkatannya pun disertai syarat, yaitu harus menempuh
masa percobaan, kesetiaan dan ketaatan Raden Tanumaja terhadap pemerintah
kompeni dan Raden Tanumaja dibawah Pangeran Aria Cirebon sebagai atasannya
karena Pangeran Aria Cirebon diangkat menjadi Gubernur di Priangan.
Dalem Adipati Tanumaja memerintah di
ibukota yang baru di Regol Wetan. Ketika ayahnya, Pangeran Panembahan berkuasa.
Sang ayah memindahkan ibukota dari Tegal Kalong ke Regol Wetan. Dalam
membangun Ibukota sumedang yang baru Pangeran Panembahan tidak sempat
menyaksikan karena keburu meninggal maka pembangunan dilanjutkan oleh Putranya
Raden Tanumaja, termasuk pebangunan gedung kabupatian yang bernama Sri
Manganti, yang juga di selesaikan pada masa RadenTanumaja..
a. Suksesi
Setelah Tumenggung Tanumadja
meninggal, tahta bupati jatuh kepada putra pertamanya Pangeran Kusumah
Dinata VI atau dikenal juga dengan Pangeran Karuhun atau Pangeran Rangga Gempol
IV, yang menjadi bupati Sumedang dari tahun 1709 – 1744 M.
b. Keturunan
Dalem Adipati Tanumaja
Dalem Adipati
Tanoemadja mempunyai anak 10 orang, yaitu:
- Pangeran Karuhun atau Rangga Gempol IV atau Pangeran Kusumahdinata VI
- R. Nitinagara .
- R. Dawi .
- R. Soeramanggala .
- R. Batawi .
- NR. Lengkapoera .
- NRA. Widjaksari .
- NR. Asmarawoelan .
- NRA. Radjanagara .
- R. Natasoera .
b.1. Pangeran Karuhun
Pangeran
Karuhun Rangga Gempol IV Kusumahdinata VII.
Pangeran Karuhun inilah yang dikemudian hari menggantikan posisi ayahnya, Dalem Adipati Tanumaja sebagai bupati. Ia mempunyai 21 orang anak, yaitu:
Pangeran Karuhun inilah yang dikemudian hari menggantikan posisi ayahnya, Dalem Adipati Tanumaja sebagai bupati. Ia mempunyai 21 orang anak, yaitu:
- Dlm. Istri Radjaningrat .
- Rd. Dipakoesoemah .
- Rd. Poespanata .
- Rd. Aria Bandajoeda .
- Rd. Anggataroena .
- Rd. Anggakara .
- Rd. Natakoesoemah .
- Rd. Dipamanggala .
- Rd. Tanoeresa .
- Rd. Alimoedin .
- Rd. Mantrianagara .
- NR. Moeljakoesoemah .
- NR. Lengka .
- NR. Panganten .
- NR. Antrakoesoemah .
- NR. Ratnamoelia .
- NR. Soemakaraton .
- NR. Djoemi .
- NR. Indra .
- NR. Nata .
- NR. Toekon.
b.2. R Nitinagara
Raden Nitinagara mempunyai 2 orang anak, yaitu:
- Rd. Nitinagara ., II .
- Rd. Anggamadja .
b.3. NR Langkapura
Ia menikah dengan Raden Bagus. dan
mempunyai 4 orang anak.
- Rd. Soeranata .
- Rd. Soeranata ., II .
- NM. Desa .
- NM. Inam .
b.4. NRA. Radjanagara .
Ia menikah dengan Ki Dalem Rangga
Wangsadita, dan mempunyai 13 anak, yaitu:
- Kd. Adipati Soerianagara .
- Kd. Rangga Wangsadireja .
- Kd. Surapraja .
- Rd. Aria Wiradireja .
- Kd. Adipati Wangsareja .
- Rd. Aria H. Kusumah .
- RM. Aria Tjakrayuda .
- RM. Natapraja .
- NRA. Natakaraton .
- NR. Ratnanagara .
- NR. Rajakaraton .
- NRA. Siti Gede .
- Dlm. Rangga Bungsu .
b.5.R. Natasura
Ia menikah dengan NM Panengah, dan
mempunyai 6 orang anak.
- Rd. Natasoera ., II
- Rd. Natamadja .
- Rd. Nitipradja .
- NR. Natakaraton .
- NM. Raidjah .
- Mas Banata .
b.6. Dan Lainnya
Untuk R.
Dawi, R. Soeramanggal . R. Batawi . NRA. Widjaksari . NR.
Asmarawoelan dalam buku sejarah tidak
disebutkan nama anak anaknya. .
2. Pangeran
Karuhun / Rangga Gempol IV (mp. 1709 – 1744)
Pangeran Karuhun menjadi bupati Sumedang pada tahun 1709
hingga 1744 M. Ia menggantikan bupati Sumedang setelah ayahnya, R.T. Tanumaja
meninggal. Ia dikenal sebagai bupati yang memajukan pertanian (persawahan).
Nama aslinya R. Kusumah dinata VII, tetapi setelah meninggal
dunia ia lebih dikenal dengan gelar Pangeran Karuhun. Ia merupakan putra dari bupati sebelumnya
R.T. Tanumaja.
R. Kusumadinata memohon
memakai gelar Rangga Gempol IV seperti kakeknya.
Dan setelah
meninggal Pangeran Kusumahdinata ini dikenal sebagai Pangeran Karuhun.
a. Politik
dan Pemerintahan
Sang bupati ini memusuhi Pangeran
Aria Cirebon karena ia tidak ingin dibawah perintahnya. Sebelum wafat Pangeran
Kusumadinata menginginkan kabupatian-kabupatian di laut Jawa dan Hindia di
bawah kekuasaannya tetapi sebelum keinginannya tercapai keburu meninggal..
b.Kebijakan
Pangeran Kusumadinata terkenal
sebagai bupati yang memajukan persawahan
c. Suksesi
Setelah Pageran Karuhun meninggal,
yang menggantikan menjadi bupati adalah putri sulungnya Dalem Istri
Radjaningrat (1744 – 1759). Hal ini dikarenakan para putera lelaki
Pangeran Karuhun belum ada yang dewasa.
Dalem Istri Radjaningrat menikah
dengan Kanjeng Dalem Soerianegara putera Bupati Limbangan. Putera sulungnya
yang bernama Raden Kusumadinata yang biasa disebut Dalem Anom, kemudian
nantinya menjadi bupati menggantikan kakeknya . Para putera Pangeran Karuhun
oleh kompeni dipandang tidak cukup cakap untuk menjadi bupati.
d. Keturunan
Pangeran Karuhun mempunyai anak 21
orang, yaitu:
- Dalem Istri Radjaningrat, yang kemudian menggantikan ayahnya, Pangeran Karuhun sebagai bupati. Dlm. Istri Radjaningrat . Ia menikah dengan Kanjeng Adipati Surianagara putra NRA Rajanagara dan Ki Dalem Rangga Wangsadita. Dalem Istri Rajaningrat ini mempunyai 6 orang putra :Dalem Rd. Anom Kusmadinata, Dalem Rd. Soerianagara II, Dalem Rd. Soerialaga , RA. Banonagara, NR. Radjainten, NR. Enang
- R. Dipakoesoemah .
- R. Poespanata .
- R. Aria Bandajoeda .
- R. Anggataroena .
- R. Anggakara .
- R. Natakoesoemah .
- R. Dipamanggala .
- R. Tanoeresa .
- R. Alimoedin .
- R. Mantrianagara .
- NR. Moeljakoesoemah .
- NR. Lengka .
- NR. Panganten .
- NR. Antrakoesoemah .
- NR. Ratnamoelia .
- NR. Soemakaraton .
- NR. Djoemi .
- NR. Indra .
- NR. Nata .
- NR. Toekon .
3. Dalem
Istri Rajaningrat (mp. 1744 – 1759)
Dalem Istri Rajaningrat menjadi bupati Sumedang dari tahun 1744-1759 M. Ia merupakan bupati wanita di Sumedang. Ia menjadi bupati menggantikan ayahnya Pangeran Karuhun.
Dalem Istri Rajaningrat merupakan anak pertama (sulung) dari Pangeran Karuhun. Ia menggantikan ayahnya, karena para putera Pangeran Karuhun belum ada yang dewasa. Dalem Istri Rajaningrat menikah dengan Dalem Surianegara putera Bupati Limbangan.
Suksesi
Setelah Dalem Istri Rajaningrat
meninggal, ia digantikan oleh anak pertamanya yang bernama Dalem Raden Anom Kusumahdinata VIII. Ia tidak mempunyai
anak.
Keturunan
Keturunan
Dalem Istri Radjaningrat menikah
dengan Kanjeng Dalem Soerianegara putera Bupati Limbangan (Garut). Dari perkawinan Dalem Istri Rajaningrat dan Kanjeng
Dalem Surianagara, ia mempunyai 6 orang anak, yaitu:
- Dalem Raden Anom Kusumahdinata VIII, Ia kemudian menggantikan ibunya sebagai bupati Sumedang. Ia tidak mempunyai anak.
- Dalem Raden Soerianagara II, ia menggantikan kakaknya sebagai bupati. Ia menikah dengan NM Nagakasih dan dikarunaiai 4 orang anak: 1. Pangeran Kornel Kusumah dinata VII, RA. Jogjanagara, NR. Sarianagara dan NR. Bandinagara
- Dlm. R. Soerialaga .
- RA. Banonagara (R Ajeng) . ,
- NR. Radjainten .
- NR. Enang .
4. Dalem
Adipati Kusumadinata VIII / Dalem Anom (mp. 1759 – 1761).
Dalem Adipati Kusumah dinata VII menjadi bupati menggantikan ibunya, Dalem Istri Rajaningrat, pada tahun 1759 M, dan berkuasa hingga tahun 1761.
Ia
berkuasa hanya 2 tahun keburu meninggal. Dan
jabatan bupati jatuh pada adiknya yang bernama Dalem Adipati Surianagara
II pada tahun 1761 M. Dalem Adipati Surianagara II merupakan ayah dari Pangeran
Kornel.
5. Dalem Adipati Surianagara II (mp.1761- 1765 M)
Dalem Adipati Surianagara menjadi buupati Sumedang pada tahun 1761 menggantikan kakaknya, Dalem Adipati Kusumah dinata VIII yang meninggal. Ia memerintah dari tahun 1761 hingga tahun 1765.
a. Suksesi
Setelah Adipati Surianagara
meninggal pada tahun 1765 M, tidak digantikan oleh puteranya Raden Djamu karena
masih anak-anak. Jabatan bupati
digantikan oleh saudaranya, Raden Surialaga (1765 – 1773)
b. Keturunan
b. Keturunan
Adipati Surianagara II menikah
dengan NM. Nagakasih dan mempunyai 4 orang anak.
- Pangeran Kornel Kusumah dinata VII.
- RA. Jogjanagara
- NR. Sarianagara
- NR. Bandinagara
6. Dalem Adipati Surialaga (mp. 1765 –
1773 M)
Dalem adipati Surialaga menjadi
bupati Sumedang pada, menggantikan kakaknya, Adipati Surianagara yang meninggal pada tahun 1765 M, karena anak
anak kakaknya masih kecil. Ia berkuasa dari tahun 1765 hingga 1773 M.
a. Suksesi
a. Suksesi
Dalem Adipati Surialaga mempunyai 6
orang putera dan puteri. Putra sulungnya Raden Ema ketika itu masih berusia 9
tahun. Maka timbullah masalah mengenai penggantian bupati. Putera Raden
Surianagara, bupati sebelumnya, yaitu
Raden Jamu ketika itu juga masih belum dewasa dan berusia 11 tahun. Oleh karena itu kompeni
mengangkat Raden Adipati Tanubaya Bupati Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang.
Sejak itu Sumedang memasuki masa
bupati penyelang selama tiga periode, sampai akhirnya kelak Raden Jamu menjadi
bupati, dan bergelar Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumah Dinata IX
Pengangkatan Adipati Tanubaya (1773
– 1775) dari Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang karena memungkinkan, memang
keadaan tidak mungkin mengangkat bupati dari keturunan Sumedang dikarenakan
pengganti dari Sumedang belum menginjak dewasa.
b. Keturunan
b. Keturunan
.Dalem adipati Surialaga dikaruniai
6 putra putri :
- Rd. Soeriadinata
- Rd. Soeradipradja
- Rd. Sawon
- Dalem Rd. Soeriadilaga II/ Raden Ema
- Rd. Sekarwiredja
- NR. Moeljanagara
b.1. Dalem
R. Surialaga II / Raden Ema
Dalem
R Surialaga II merupakan anak ke-4, Adipati Surialaga I. Nama aslinya R. Ema
atau dikenal juga dengan nama Dalem talun. Ketika ayahnya wafat, Raden Ema
masih berusia 9 tahun, sedang saudara sepupunya, putra bupati sebelumnya, Raden
Jamu (Pangeran Kornel) masih berusia 11 tahun.
Karena keduanya masih berusia muda maka Kabupaten Sumedang mengalami
sela yang bukan dari turunan bupatisumedang, yang nantinya terkenal dengan
istilah bupati penyelang dari parakanmuncang.
Sebagaimana
Raden Jamu yang tidak merasa aman di Sumedang, Raden Ema pun demikian. Akhirnya
Raden Ema mengikuti jejak sepupunya pergi ke cianjur. Karena masih kerabat
bupati Cianjur, ketika R, Jamu menjadi cutak cikalong wetan, Raden Ema kemudian
diangkat bupati Wiratanu Datar menjadi
jurutulis kabupaten, kemudian menjadi mantri gudang kopi di Bogor, hingga
kemudian menjadi bupati Bogor, bupati Karawang, dan bupati Sukapura. R Ema
kemudian mengundurkan diri dari bupati Sukapura.
Raden
Ema menikah dengan NR Hamsyah putri
ke-14 anak dari Bupati Cianjur, Dalem Aria Wiratanudatar VI / Kiai
Muhudin (mp. 1761-1776) dan menetap di
Cibakagung Bogor. Ia diangkat menjadi bupati bogor selama 10 tahun dari tahun
1801-1811. Ia kemudian menjadi bupati penyelang di Karawang (1811-1813),
kemudian menjadi bupati penyelang di indramayu, dan terakhir menjadi bupati
penyelang di Sukapura (1813-1814}
7. Dalem Adipati Tanubaya (mp.1773–1775 M) (Bupati Penyelang)
Pengangkatan Adipati Tanubaya (1773 – 1775) dari Parakanmuncang menjadi bupati Sumedang karena memungkinkan, memang keadaan tidak mungkin mengangkat bupati dari keturunan Sumedang dikarenakan pengganti dari Sumedang belum menginjak dewasa.
8. Dalem
Adipati Patrakusumah 1775 – 1789
Dalem Adipati Patrakusumah menjadi bupati Sumedang dari tahun 1775-1789 M, menggantikan mertuanya, Adipati Tanubaya pada tahun 1775 M.
Dalem
adipati Patra kusumah meruapakan menantu dari bupati Adipati Tanubaya. yang
waktu itu menjabat sebagai Bupati Parakanmuncang (Tusschen Bestur Parakanmuncang).
Pengangkatan
Tumenggung mendapat dukungan dari 4 umbul terutama di Sumedang dan setelah
mendapat dukungan Patrakusuma berhenti menjadi Bupati Parakanmuncang.
Pada
masa pemerintahannya Tumenggung Patrakusuma melakukan pelanggaran maka ia
diberhentikan oleh kompeni dari kedudukan Bupati Sumedang kemudian diasingkan
ke Batavia.
9. Dalem
Aria Sacapati. 1789 – 1791
Dalem Aria Sacapati diangkat menjadi bupati menggantikan Patrakusumah pada tahun 1789. Sebelumnya ia menjabat sebagai patih Sumedang,
Setelah
diangkat menjadi bupati dalem Aria Sacapati memakai gelar Adipati. Tetapi
posisinya menjadi bupati tidak berlangsung lama karena oleh kompeni
dianggap kurang cakap, dan pangkatnya diturunkan kembali menjadi patih.
Untuk
mengisi kekosongan bupati, Satjapati mengirim surat ke Bupati Cianjur
Wiratanudatar IV memohon agar Raden Surianagara waktu itu menjabat
sebagai Wadana Cikalong diusulkan untuk menjadi Bupati Sumedang, yang akhirnya
usul tersebut di terima oleh kompeni dan Raden Surianagara / Raden Djamu
diangkat menjadi Bupati Sumedang.
10. Pangeran Kusumadinata IX / Pangeran Kornel. 1791 – 1828
Pangeran
Kornel menjadi bupati Sumedang menggantikan
bupati Dalem Aria sacapati (mp. 1765-1773 M) pada tahun 1791 M, yang
berkuasa hingga tahun 1828 M
Nama
aslinya Raden Jamu bergelar Kusumahdinata IX dan dikenal juga dengan nama
Pangeran Kornel. Karena dalam peperangan menghadapi Pangeran Diponogoro
(1825-1830) ia oleh Belanda diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah kolonel
yang masih belum familier dalam telinga bangsa kita berubah menjadi Kornel.
Raden
Jamu merupakan putra dari bupati, Raden Adipati Surialaga yang meninggal ketika
Raden Jamu masih kecil. Ia kemudiam diasuh oleh bibinya, istri adik
iparnya. Karena putra mahkota masih kecil, maka diangkatlah bupati penyelang,
yaitu Tumenggung Tanubaya yang sebelumnya menjadi Bupati Parakanmuncang.
10.1. Perjalanan Hidup
Setelah
menginjak dewasa R Jamu dinikahkan dengan putri bupati Adipati Tanubaya II,
yang bernam NR Raja Mira, dan mempunyai seorang puteri bernama NR Kasomi.
Karena
terjadi persepongkolan penyingkiran Raden jamu dari istana Sumedang, atas
hasutan Demang Dongkol. Akhirnya Raden Jamu pergi ke Garut /Limbangan, karena
bupati Libangan merupakan saudaranya. Tetapi karena masih kurang aman, ia
kemudian pergi ke Cianjur menemi bupati Coanjut, Adipati Aria Wiratanudatar V,
yan meupakan sadara ayahnya.
Dicianjur
ia diangkat menjadi cutak atau wedana Cikalong dengan nama Raden Surianagara III.
Setelah Bupati adipati Tanubaya II meninggal, yang diangkat enjadi bupati
adalah patihnya Aria Sacapati (mp.
1789-1791 M), tetapi kemudian ia diturunkan menjadi patih lagi. Akhirnya R
Sacapati mengusulkan Raden Jamu menjadi bupati,
10.2. Suksesi
Karen
anak pertamanya, Dalem Adipati Adiwijaya
menjadi bupati Limbangan (Garut). Maka tahta bupati jatuh kepada anak
keduanya, yang bernama Dalem Adipati
Ageung Kusumahyuda.
10.3. Keturunan
Pangeran
Kornel menikah dengan NR Lenggang Kusumah, NR Candra Nagara dan NR Raja Mirah.
Dari istrinya yang bernama Raden Ayu Lenggakusumah, ia mempunyai 4 orang anak, yaitu:
Dari istrinya yang bernama Raden Ayu Lenggakusumah, ia mempunyai 4 orang anak, yaitu:
- Dalem Adipati Adiwidjaja .
- Dalem Adipati Ageung Kusumayuda.
- RA. Rajaningrat
- RA. Rajanagara
NRA Lenggangkusumah makamnya ada di Pasarean Gede Gunung Ciung Sumaedang kota.
10.3.1.
Dalem Adipati Adiwijaya .
Dalem
Adipati Adiwidjaja, merupakan anak pertama Pangeran Kornel. Ia diangkat menjadi
bupati Limbangan (Garut 1).
Ia
mempunyai 9 orang anak, yaitu:
- RAA. Dalem Alit Kusumahdinata, yang nantinya menggantikan pamannya, Dalem Adipati Ageung Kusumah Yuda menjadi bupati Sumedang berikutnya.
- Dmg. Adiwidjaja
- Rd. Adikoesoemah
- Rd. Soeriabrata
- Rd. Hasim
- NR. Lenggangmantri
- NR. Banonagara
- Rd. Koesoemamantri
- NR. Radjapoetri
10.3.2.
Dalem Adipati Ageung Kusumayuda,
Karena
kakaknya menjadi bupati di Limbangan Garut. Dalem adipati Ageung Kusumah
Yuda kemudian menggantikan ayahnya menjadi bupati Sumedang, yang berkuasa
dari tahun 1828 hingga 1833.
11. Dalem Adipati Ageung Kusumayuda (mp. 1828-1833 M),
Dalem
adipati Ageung Kusumahyuda menjadi bupati Sumedang pada tahun 1828 menggantikan
ayahnya, pangeran Kornel. Meskipun ia merupakan anak kedua, ia menjadi bupati,
karena kakaknya menjadi Dalem adipati
Adiwijaya menjadi bupati di Limbangan Garut. Ia menjadi bupati urutan ke-13 dan berkuasa dari tahun 1828
hingga 1833.
Ia
lahir dengan nama Raden Ewok merupakan putera kedua dari Pangeran Kornel
Kusumadinata dan Dalem Istri Lenggang kusumah. Ia biasa dipanggil Dalem Ageung
karena badannya yang tinggi besar.
Sebelum
menjadi Bupati ia pernah bertugas sebagai Hupkumetir Kopi Sumedang tahun 1804,
kemudian menjadi Kepala Cutak (semacam kepala camat) Pamanukan tahun 1806-1807.
Namun karena pernah berselisih dengan orang orang tionghoa membuat ia dimutasi
ke daerah Cipicung dan menjadi Kepala Cutak disana.
Pemerintah Kolonial berkenan atas kerjanya yang baik dan memberinya gelar Tumenggung Aria Somanagara. Pada 10 Februari 1828 ayahnya Pangeran Kornel memutuskan pensiun dari tugasnya sebagai bupati dan menunjuk Tumenggung Aria Somanagara sebagai pengganti.
Setelah ayahnya meninggal ia mulai dilantik secara penuh menjadi bupati Sumedang.
Pada
masa Kabupatiannya tercatat selalu menumpas para perampok, pengancau dan
pemberontak di Sumedang. Kakaknya Bupati Limbangan Garut Adipati Adiwijaya
turut serta membantunya. Dalem Ageung Kusumayuda meninggal pada tahun
1833.
Pada
masanya Keamanan Sumedang adalah yang terbaik di Priangan.
Keturunan
Dalem Adipati Ageung Kusumayuda menikah dengan Nyi Mas Samijah. Dari perkawinannya, ia mempunyai 9 orang anak, yaitu:
- Pangeran Soegih Soeria Kusumah Adinata, yang menjadi bupati Sumedang setelah Dalem Ali dan Dalem Sindangraja.
- Rd. Koesoemajoeda. Ia menjadi wedana di cibeureum. Ia menikah dengan NM Jamah, dan mempunyai anak RAA Martanagara Kusumayuda dan R. Haen Suriadireja Kusumayuda. RAA Martanagara Kusumayuda kemudian diangkat enjadi bupati bandung (1893-1918 M). RAA Martanagara Kusumayuda diangkat menjadi bupati Bandung (bupati penyelang), karena putra bupati bandung sebelumnya masih kecil. RAA Martanagara diangkat menjadi bupati bandung tgl 7 Juni 1893, pada usia 48 tahun (ia lahir pada 9 Februari 1845).
- Rd. H. Moestapa
- NR. Siti Marian .
- NR. Lenggang Nagara
- NR. Koesoemaningroem
- NR. Moenigar .
- NR. Radjaningroem .
- NR. Jogjanagara .
12. Dalem Adipati Kusumadinata X / Dalem Alit. (mp.1833 – 1834 M)
RAA. Dalem Alit Kusumahdinata x
menjadi bupati Sumedang dari tahun 1833 hingga 1834, menggantikan pamanya,
Dalem Adipati Kusumah Yuda. Ia digelari Dalem alit atau dalem leutik karena
perawakan badannya yang kecil.
Ia merupakan anak bupati Limbangan Garut, Dalem Adipati Adiwidjaja bin Pangeran Kornel, dan cucu dari Pangeran Kornel.
RAA Dalem Alit Kusumahdinata X hanya berkuasa 1 tahun dari tahun 1833-1834, dan digantikan oleh saudara Tumenggung Suridilaga atau Dalem Sindangraja.
a. Suksesi
Setelahbupati Dalem Ali meninggal. Karena
yang dianggap berhak mennjadi bupati adalah Raden Somanagara, masih kecil atau
belum cukup umur. Maka atas usul Dalem Talun yang bernama Arya Suryalegawa
diangkat menjadi pejabat bupati. Setelah menjadi bupati ia menjadi Tumenggung
Suryadilaga.
b.Keturunan
Dalem Alit
Kusmahdinata X mempunyai 2 orang putri
yang bernama :
- RA. Rajapurnama Kusumahdinata, merupakan istri bupati garut Wiratanudatar (Raden Wiranagata), putra bupati Cianjur. Yang diangkat menjdi bupati garut menggantikan mertuanya
- RA. Radjanagara Koesoemahdinata, menjadi isitri anak bupati Bandung, Aria Angganagara.
13. Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja (mp. 1834 – 1836 M)
Tumenggung Suriadilaga
menjadi pejabat bupati dari tahun 1834 hingga tahun 1836 M. Pada mulanya
ia meupakan seorang patih dengan nama Aria Surialegawa, tetapi kemudian setelah
menjadi bupati, ia memakai nama Tumenggung Suriadilaga.
Keturunan
Tumenggung Suriadiaga dikaruniai 16 putra putri :
- NR. Tedjamirah Seoeriadilaga
- NR. Perbatamirah Seoeriadilaga
- Rd. Tisnakoesoemah Seoeriadilaga
- Rd. Hasan Seoeriadilaga
- Rd. Brangtanagara Seoeriadilaga
- Rd. Padmanagara Seoeriadilaga
- NR. Modjanagara Seoeriadilaga
- Rd. Soerialogawa Seoeriadilaga
- NR. Domas Atisah Seoeriadilaga
- Rd. Wangsanagara Seoeriadilaga
- NR. Moertihawa Seoeriadilaga
- NR. Soekaeni Seoeriadilaga
- Rd. Hambali Soeriadiningrat Seoeriadilaga
- Rd. Soemadilaga Seoeriadilaga
- Rd. Adikoesoemah Seoeriadilaga
- NR. Nawangsih Seoeriadilaga
14..
Pangeran Sugih /Pangeran Suria Kusumah Adinata (mp. 1836 – 1882M)
Pangeran Suria Kusumah Adinata atau dikenal dengan nama Pangeran Sugih menjadi bupati Sumedang dari tahun 1836 hingga 1882 M. Ia dikenal dengan pangeran sugih karena merupakan bupati terkaya (sugih = kaya) dan juga terkaya di tatar Sunda.
Ia merupakan putra dari
Adipati Kusumayuda atau Dalem Ageung dari istrinya Nyi Mas Samijah, cucu dari Pangeran Kornel.
Pangeran Suria Kusumah
Adinata dikatakan Pangeran Sugih ku harta, sugih ku harti dan sugih ku istri
(kaya akan harta, kaya akan ilmu dan kaya istri). Ia mempunyai 4 prameswari
(garwa padmi) dan 27 istri selir (garwa selir) serta 94 Anak dan 286 cucu.
Perkawinannya di dasari
oleh politik, karena ia ingin mengembalikan kejayaan Sumedang dan ingin
menperstukan wilayah parahiyangan di era kolonial Belanda yang telah tercerai
berai. Karena itu ia kemudian mengawini putri putri para bupati dan putri orang
orang yang berpengaruh. Dan ia kemudian menempatkan putra putrinya dan cucunya
menjadi pejabat / istri pejabat di seluruh tatar sunda.
Ia meninggal pada 22 September 1882, dandimakamkan
di Gunung Puyuh.
a. Kebijakan
Pangeran Sugih memamfaatkan kekayaannya dengan
idealismenya untuk mempersatukan lagi wilayah tatar sunda dibawah panjinya.
Karenna itu ia kemudian mengawini putra
putri para bangsawan sunda di berbagai daerah. Dengan demikian perkawiannya
lebih didasari oleh kepentingan politik.
Karena itu nantinya anak
cucu keturnan Pangeran Sugih ini, menjadi pejabat penting di beragai kota di
tatar sunda. Ia mempunyai 4 prameswari (garwa padmi) dan 27 istri selir (garwa
selir) serta 94 Anak dan 286 cucu.
b. Suksesi
c. Keluarga dan Keturunan
Istri
dari pangeran sugih terdiri dari 31 orang, yang terdiri dari 4 garwa
padmi (prameswari) dan 27 selir. Istrinya merupakan putri dari bangsawan
(menak) dari berbagai daerah tatar sunda. Istrinya dari bangsawan
Sumedang (putri jaksa RD Sumadilaga), dari Bandung (putri RA Wiranatakusuma),
dari Galuh / Ciamis (putri bupati RAA Kusumadiningrat), dari Cianjur (putri R.
Rangga Suria Kusumah) dan lain lain. Dari ke 31 orang istri tersebut ia
mempunyai anak 94 orang
c.1.
Anak Anaknya:
c.1.1. Dari Prameswari
c.1.1.1.
Nyi.R.A. Ratnaningrat
Nyi Raden Ayu Ratnaningrat merupakan
putri dari Raden Demang Sumadilaga,
Jaksa Sumedang. Darinya Pangeran Sugih mempunyai 5 orang anak,
yaitu:
- NRA. Radjaretnadi, Nyi. Rd. Ayu Rajaretnadii, bersuami R.A.A Wiradegdaha, Bupati Sukapura dalem Bogor
- Pangeran Mekah Soeriaatmadja, Pangeran. Aria Soeria Atmadja, Bupati Sumedang tahun 1882 –1919
- NR. Radjapermana,
- NR. Banoningrat,
- Rd. Soemawilaga
c.1.1.2. Nyi. R.A. Rajapomerat,
Nyi.Raden Ayu Rajapomerat merupakan
Putri Raden Aria Wiranatakusuma III, Karang Anyar Bandung. Darinya ia mempunyai
8 orang anak, yaitu:
- N.R.A. Radjaningrat, Ia bersuami R.A.A. Wiratanudatar, Bupati Cianjur.
- NR. Hendranagara,
- Rd. Oemoer,
- Rd. Moestambi,
- Rd. Rangga Soerialaga,
- NR. Radjapermas,
- Rd. Somadiningrat
- NRA. Sangkaningrat, Nyi. Raden. Ayu Sangkaningrat bersuami Raden Adipati Martanegara, Bupati Bandung (1894 – 1919)
a.1.1.3. Ny. R.A Mustikaningrat
Ny Raden Ayu Mustikaningrat, putri
R.A.A. Kusumadiningrat, bupati Galuh (Ciamis). Darinya ia mempunyai 14 orang
anak, yaitu:
- NR. Emas,
- NR. Radjakomala,
- Rd. Pandji Soeriakoesoemah,
- Rd. Soemintraatmadja,
- NRA. Lasminingrat, Nyi. Raden. Ayu Lasminingrat
bersuami R.A.A. Bratamidjaja, Bupati Kuningan.
- NRA. Moertiningrat,
- Rd. Widjajasoeria,
- RAA. Soerianatabrata , menjadi bupati
Sukabumi.
- Rd. Gandakoesoemah,
- Rd. Koesoemajoeda,
- NRA. Kantjananingrat, Nyi. Rd. Ayu Kancananingrat, bersuami Raden Tumenggung Adipati Sastrawinata, Bupati Ciamis.
- Rd. Soeriagoenawan,
- RAA.
Dlm. Bintang Koesoemadilaga, Rd. Adipati arya Kusumadilaga, BupatiSumedang tahun 19-19 –
1937
- Rd. Goerdi Koesoemawinata
c.1.1.4.
Ny R. Bodedar
Nyi.Raden Bodedar, Putri
Raden Rangga Suriakusumah dari Cianjur. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang
bernama: Rd. Dmg. Jahja Somanagara Kusumah Adinata
c.1.2. Selir
c.1.2.1. Nyi.Mas. Samijah,
Nyi.Mas. Samijah, dari Singaparna.
Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: Rd. Abdoerachman
c.1.2.2. Nyi.Mas. Landri
Nyi.Mas. Landri dari Cikadu
Situradja. Darinya ia mempunyai 3 orang anak, yaitu:
- NR. Koesoemanagara,
- Rd. Prawirakoesoemah,
- Rd. Raebah
c.1.2.3. Nyi.Mas. Asmajawati
Nyi.Mas. Asmajawati dari Cipondoh
Indihiang. Darinya ia mempunyaai anak 5 orang, yaitu:
- Rd. Najaningrat,
- Rd. Hoesen Wirantaredja,
- Rd. H. Mochamad Oesman,
- Rd. H. Mochamad Ali,
- NR. Hj. Siti Hadidjah.
c.1.2.4.Nyi.Mas. Ganda
Nyi.Mas. Ganda dari Cibeureum
Sumedang. Darinya ia mempunyai 8 orang anak, yaitu:
- Nyi Oerminah Lenggangnagara,
- Rd. Moestari,
- NR. Siti Patimah Perbata ,
- Rd. H. Mochamad Idris,
- Rd. Natadiredja,
- Rd. Iljas,
- Rd. Rangga Natanagara,
- Rd. Joesoef
c.1.2.5.Nyi.Mas. Angginah
Nyi.Mas. Angginah dari Cisurat
Darmaradja. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama: Rd.
Wirakoesoemah
c.1.2.6..Nyi. Arsa
Nyi. Arsa dari Bogor. Darinya
ia mempunyai 4 orang anak yang bernama:
- Rd. Adikoesoemah ,
- NR. Doerias Hawa,
- Rd. Enoch
- Rd. Said
a.2.7.Nyi Raden Dewi Mirah,
Nyi Raden Dewi Mirah,
putri Raden Purakusumah, Galunggung Tasikmalaya. Darinya ia mempunyai 6
orang anak yang bernama:
- Rd. Oemar Nataatmadja ,
- NR. Moertikah Komala,
- Rd. Sodja,
- Rd. H. Soelaeman,
- NR. Oeti Modjanagara,
- Rd. Ismail Wiraatmadja
a.2.8. Nyi. Ambara
Nyi. Ambara dari Ciseel Tegal
Tanjung Kerta.. Darinya ia mempunyai 3 orang anak yang bernama:
- H. Hambali ,
- NR. Soewedah Sarianingrat ,
- Rd. H. Jasin Roebai
a.2.9. Nyi. Raden Mutiaresmi
Putra Rd. Dmg. Kartaparaja,
Ciawi. Darinya ia mempunyai 2 orang anak yang bernama: Rd. Harmaen dan NR.
Oepinah
a.2.10. Nyi. Mas.Moja Habibah
Ia dari Tanjungsari
Sumedang. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama:Rd. Rangga
Wirapoetra
a.2.11. Nyi. Mas.Andi Mulya
Ia merupakan putri Mas. Wangsa, Pakuwon
Sumedang. Darinya ia mempunyai 8 orang anak yang bernama:
- NR. Moertinah ,
- Rd. Anhar,
- Rd. Prawiradiredja ,
- Rd. Karnaen ,
- NRA. Radjaningrat ,
- Rd. Mochamad Pesta ,
- Rd. Mochamad Lajeng ,
- NR. Koernasih
a.2.12. Nyi. Mas.Olem,
Ia dari Sukamandi.. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Salamah Ratnanagara:
a.2.13. Nyi. Mas.Andi Eundeut,
Ia dari Ganeas. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama: NR. Tedjaningroem Kalsoem
a.2.14. Nyi. Ms.Denta,
Ia dari Cibeureum. Darinya ia mempunyai 1 orang
anak yang bernama NR. Empat Ratnakaraton , NR. Kiol Poerbanagara
a.2.15. Nyi. Raden.Ningrum,
Ia merupakan Putri Rd. Wirakusumah,
TanjungsariDarinya ia mempunyai 2 orang anak yang bernama
NR. Lenggang Mantri ,
Rd. Aboebakar Nitanagara
a.2.16. Nyi.Mursiah,
Ia dari Indihiang. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Kotjoh Ratnakoesoema
a.2.17.Nyi. Mas Ningsih,
Ia dari Serang
Cimalaka. Darinya ia mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Oerian Domas
a.2.18.Nyi Sukaenah Kamuda,
Ia dari Singaparna. Darinya ia
mempunyai 2 orang anak yang bernama Rd. Abdoel, NR. Djoele Komarainten
a.2.19.Nyi.Mantria,
Ia dari Indihiang. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama NR. Koesoemaningroem
a.2.20.Nyi. Dewi dari Darmaradja.
a.2.20.Nyi. Dewi dari Darmaradja.
Darinya ia mempunyai 4 orang anak
yang bernama , NR. Enot Komala Inten, NR. Oehe , NR. Ebah, Rd. Kasmiri
a.2.21.Nyi. Mas.Djoewisah.
Darinya ia mempunyai 3 orang anak
yang bernama Rd. Wangsasoebaja , NR. Ratnamirah , NR. Armoenah
a.2.22.Nyi. Mas.Naga
Ia dari Cibeureum. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Atma Djajakoesoemah
a.2.23.Nyi. Mas.Supi.
Darinya ia mempunyai 1 orang anak
yang bernama Rd. Hasan
a.2.24.Nyi. Mas.Enok Soemaledja.
Darinya ia mempunyai 1 orang anak
yang bernama Rd. Abas
a.2.25.Nyi. Mas.Ikoek
Ia dari Bandung. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Sabirin
a.2.26.Nyi. Mas.Murtijah,
Ia dari Singaparna. Darinya ia
mempunyai 1 orang anak yang bernama Rd. Djenal Haroen
a.2.27.Nyi. Enur.
Ia Darinya ia mempunyai 1 orang anak
yang bernama Rd. Sadikin
c.2.. Karier dan Pengaruh Putra
Putri Pangeran Sugih
Karena istrinya dari kalangan orang yang
berpengaruh, maka putra Pangeran Sugih banyak yang menjabat jabatan penting di
berbagai daerah Tatar Sunda. Sedang putrinya banyak yang menjadi istri dari
pejabat di berbagai daerah di tatar Sunda.
Berikut diantara
putra dari Pangeran Sugih yang menjadi pejabat di berbagai daerah, yaitu:
- Pangeran Mekah / Pangeran. Aria Suria Atmaja, Bupati Sumedang tahun 1882 –1919
- RAA. Soerianatabrata , menjadi bupati
Sukabumi.
- RAA. Dlm. Bintang Koesoemadilaga, Rd. Adipati arya Kusumadilaga, BupatiSumedang tahun 19-19 – 1937
Dan berikut adalah
putri dari Pangeran sugih yang menjadi istri istri pejabat di berbagai daerah
tatar sunda:
- NRA. Radjaretnadi, Nyi. Rd. Ayu Rajaretnadii, bersuami R.A.A Wiradegdaha, Bupati Sukapura dalem Bogor
- N.R.A. Radjaningrat, Ia bersuami R.A.A. Wiratanudatar, Bupati Cianjur.
- NRA. Sangkaningrat, Nyi. Raden. Ayu Sangkaningrat bersuami Raden Adipati Martanegara, Bupati Bandung (1894 – 1919)
- NRA. Lasminingrat, Nyi. Raden. Ayu Lasminingrat
bersuami R.A.A. Bratamidjaja, Bupati Kuningan.
- NRA. Kantjananingrat, Nyi. Rd. Ayu Kancananingrat, bersuami Raden Tumenggung Adipati Sastrawinata, Bupati Ciamis.
a.3. Cucu Pangeran Sugih
Pangeran sugih mempunyai 286 cucu,
diantaranya:
- Rd.Achmad Kosasih Hoofd. Penghulu Sumedang
- Nyi.R. Radjaretna bersuami R. Rg. Soeriadikoesoemah, Wedana Radjamandala
- Nyi.R. Rajapomerat bersuami R. Somantaredja, Wedana Ciawi
- Nyi.R. Radjaningrat bersuami R. Rg. Djajadiningrat, Wedana Jampang
- Nyi.R. Hj. Siti Hadidjah bersuami R. Wiranagara, Wedana Kopo Bandung
- Nyi.R. Radjakandana bersuami R. Satjakoesoemah, Wedana kota Bandung
- Nyi.R. Rajapomerat bersuami RAA Soeriadipoetra, Bupati Lebak
- Nyi.R. Parmaningrat bersuami R. Rg. Wiranataningrat, Wedana Cisondari Bandung.
- R.Rg. Wirahadisoeria Soeriahaditenaja, Patih Sumedang
- R. Rg. A.Soemadisoeria, Hoofd, Djaksa Bandung
- R. Rg.Kosasih Soemadiningrat, Wedana Banjaran
- R. Ad. Ar.Soeria Danoe Ningrat, Bupati Sukabumi
- Nyi. R. Ayu Juhara Diningrat bersuami RAA Soerianatabrata, Residen Cirebon
- Rd. Gahara Widjajasoeria, Bupati Garut
- Nyi. R.Ganarsih bersuami Rd. Rg. Wirahadisoeria, Patih Sumedang
- Nyi. R.Ajoe Witarsih bersuami pertama Rd. Radjaningrat Pantjera Maoelana Pakoeningrat, Sultan Kasepuhan, kesultanan Cirebon
- Nyi. R.Ajoe Witarsih bersuami Rd. Tmg. Moh. Singer, Bupat Sumedang 1948-1949
- R. Tmg.Ar. Soeria Koesoemah Adinata / Dalem Somantri, Bupati Sumedang
- Nyi. R.Ajoe Djoelaeha, Rd. Kalih Wiramihardja, Bupati Garut
- R. Tmg. Mohamad Singer, Bupati Sumedang (1948-1949),
- R. Danoe Soemawilaga, Jaksa Sumedang.
15.
Pangeran Aria Suriaatmaja / Pangeran
Mekkah. (mp. 1882–1919 M)
Pangeran R.AA Suria Atmaja atau Pangeran mekah menjadi bupati
sumedang pada tahun 1882- hingga 1919, menggantikan ayahnya, Pangeran Sugih
(pangeran Suria Kusumah Adinata).
Pangeran
Raden Adipati Aria Suria Atmaja atau sering disingkat dengan Pangeran R.A.A.
Suria Atmaja, lahir di Sumedang pada 11 januari 1851 pada hari kamis,
dengan nama kecil bernama Raden Sadeli.
Ia
merupakaan putra dari pasangan, Pangeran Aria Soeria Kusumah Dinata atau
Pangeran Sugih dengan ibu bernama NRA Ratnaningrat binti R. Demang Sumadilaga.
Pangeran
Aria Soeria Atmadja mempunyai karakrer terpuji , rajin cerdas
dan penuh inisiatif.
Karier dan Penghargaan
Kariernya dimulai sejak diangkat sebagai kaliwon pada usia 18 tahun, sejak 1 Agustus 1869 di Sumedang. Diangkat menjadi Wedana Ciawi pada tanggal 7 Pebruari 1971. Pada tanggal 29 November 1875 diangkat sebagai Patih Afdeling Sukapura kolot di Mangunreja. Dan pada tanggal 30 Desember 1882 diangkat menjadi bupati pada usia 32 tahun.
Pada Masa jabatannya sebagai bupati Sumedang dari tahun 1882-1919, ia telah menerima banyak menerima gelar, diantaranya :
Karier dan Penghargaan
Kariernya dimulai sejak diangkat sebagai kaliwon pada usia 18 tahun, sejak 1 Agustus 1869 di Sumedang. Diangkat menjadi Wedana Ciawi pada tanggal 7 Pebruari 1971. Pada tanggal 29 November 1875 diangkat sebagai Patih Afdeling Sukapura kolot di Mangunreja. Dan pada tanggal 30 Desember 1882 diangkat menjadi bupati pada usia 32 tahun.
Pada Masa jabatannya sebagai bupati Sumedang dari tahun 1882-1919, ia telah menerima banyak menerima gelar, diantaranya :
- Gelar Rangga, ketika menjabat Patih Manonjaya, pada tanggal 29 November 1875.
- Gelar Tumenggung pada tanggal 30 Desember 1882.
- Anugerah Bintang Emas, De Groote Goulden Star. pada tanggal 21 Agustus 1891
- Gelar Adipatipada tanggal 31 Agustus 1898.
- Anugerah Bintang Officier Van De Orde Van Oranje Nassau. pada tanggal 27 Agustus 1903.
- Anugerah Songsong Kuning. pada tanggal 26 Agustus 1905
- Mendapat Gelar Aria diraih pada tanggal 29 Agustus 1905
- Mendapatkan Gelar Pangeran Dengan Payung Emas. pada tanggal 26 Agustus 1910.
- Anugerah Bintang Agung Ridder Der Orde Van Den Nederlanschen Leuw, merupakan pangeran tertinggi. pada tanggal 17 September 1918
Selama masa jabatan pada
pemerintahan, ia banyak memberi perhatian pada masalah keagamaaan,
pendidikan dan pertanian untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Ia banyak sekali mewakafkan
tanah untuk kegunaan keagamaan dan kesejahteraan rakyat. Diantaranya: Sekolah
Pertanian di Tanjungsari (dulu namannya Landbouwshool).
Kebijakannya antara lain:
- Bidang Pertanian
Membangun aliran irigasi di sawah-sawah, penanaman sayuran, melakukan
penghijauan di tanah gundul dan membangun lumbung desa. Pangeran Aria Suria
Atmadja memberi ide bagaimana meningkatkan daya guna dan hasil guna pengolahan tanah,
pembuatan sistem tangga (Terasering) pada bukit-bukit.
- Bidang Peternakan
Untuk meningkatkan hasil ternak yang baik di Sumedang, di
datangkan sapi dari Madura dan Benggala dan kuda dari Sumba atau Sumbawa untuk
memperoleh bibit unggul.
- Bidang Perikanan
Pelestarian ikan di sungai diperhatikan dengan khusus, jenis
jala ikan ditentukan ukurannya dan waktu penangkapannya agar ikan di sungai
selalu ada. Penangkapan ikan dengan racun atau peledak di larang.
- Bidang Kehutanan
Daerah-daerah gunung yang gundul ditanami pohon-pohon agar
tidak longsor., selain dibuat
hutan larangan / tertutup yaitu hutan yang tidak boleh diganggu oleh masyarakat
demi kelestarian tanaman dan binatangnya. Binatang dan pohon langka mendapat
pelindungan khusus
- Bidang Kesehatan
Penjagaan dan pemberantasan penyakit menular mendapat
perhatian besar. Bayi dan anak-anak diwajibkan mendapatkan suntikan anti cacar
diadakan sampai ke desa-desa. Masyarakat dianjurkan menanam tanaman obat-obatan
di perkarangan rumahnya.
- Bidang Pendidikan
Pada tahun 1914 mendirikan Sekolah Pertanian di Tanjungsari
dan wajib belajar diterapkan pertama kalinya di Sumedang. Pada tahun 1915 di Kota
Sumedang telah ada Hollandsch
Inlandsche School ,
mendirikan sekolah rakyat di berbagai tempat Sumedang dan membangun kantor telepon.
- Bidang Perekonomian
Pada tahun 1901 membangun “Bank Prijaji” dan pada tahun 1910
menjadi “Soemedangsche Afdeeling Bank”. Pada tahun 1915 mendirikan Bank Desa
untuk menolong rakyat desa.
- Bidang Politik
Pada tahun 1916 mengusulkan kepada pemerintah kolonial agar
rakyat diberi pelajaran bela negara / mempergunakan senjata agar dapat membantu
pertahanan nasional. Ide ini dituangkan dalam buku ‘Indie Weerbaar” / Ketahanan
Indonesia, tapi usul ini ditolak pemerintah Belanda. Pangeran Aria Suria
Atmadja tidak mengurangi cita-citanya, disusunlah sebuah buku yang berjudul ‘
Ditiung Memeh Hujan” dalam buku itu dikemukakan lebih jauh lagi agar Belanda
kelak perlu mempertimbangkan dan mengusahakan kemerdekaan bagi rakyat
Indonesia. Pemerintah kerajaan Belanda memberi reaksi hingga dibuat benteng di
kota Sumedang, benteng gunung kunci dan Palasari.
- Bidang Keagamaan
- Bidag Kebudayaan
Bidang kebudayaan dapat perhatian besar dari Pangeran Aria
Suria Atmadja khususnya Tari Tayub dan Degung. Selain ahli dalam sastra sunda,
Pangeran Aria Suria Atmadja pun membuat buku dan menciptakan lagu salah satunya
Lagu Sonteng.
- Bidang Lainnya
Membangun rumah untuk para kepala Onderdistrik, dibangunnya
balai pengobatan gratis, dan menjaga keamanan diadakan siskamling.
Nasehat Untuk generasi Muda Sunda
Salah
satu nasehatnya untuk generasi sunda, ia menulis sebagai berikut:
"PEPELING KASAGALA
BAROEDAK SOENDA"
"BARIS KA SAGALA BAROEDAK SOENDA AING NENEDA KA
GOESTI NOE MAHA KAWASA, MOEGA-MOEGA ATI MARANEH DIBOEKAKEUN KANA
PANEMOE ELMOE LAMOEN MARANEH NGADENGE PAPATAH NOE HADE SOEPAYA TEREH NGAHARTI
SOEMAWONNA KANA PAPATAH-PAPATAH NOE GEUS SABABARAHATAOEN DIPAPATAHKEUN SOEPAYA
DIIMANKEUN WANTI-WANTI PISAN.
PANEDA AING KA GOESTI ALLAH SOEPAYA MARANEH PINARINGAN KABOENGAHAN DJEUNG REDJEKI DI DOENIA IEU TEPI KANA POE BOENGSOENA (ADJAL), SARTA MOEGA DIDJAOEHKEUN TINA BAHLA JEUNG PANARINGAN OEMOER PANDJANG.
KITOE DEUI MASING ROENTOET ROEKOEN DJENG BARAJA MARANEH.
MOEGA OELAH AJA SAOERANG OGE MARANEH NOE EUREUN MIKAHEMAN SAKABEHNA NOE MAPARIN GANDJARAN KA MARANEH.
TJEKEL PAPATAH AING IEU, SOEPAJA OELAH AJA SAOERANG OGE TINA ANTARA MARANEH NOE BOGA ATI BINGOENG LAMOEN MATAK MANGGIH BAHJA NOE KASEBOET DI DIEU, KARANA PAPATAH AING IEU NJA ETA BOEKTINA NOE DIPAPARINKEUN KA OERANG SAREREA. SARTA LAMOEN AING NERANGKEUN KA MARANEH BOEKTINA TEA, NJA ETA SAESTOE-ESTOENA MAH DIDATANGKEUNNANA KOE NOE MAHA KAWASA.
POEGOEH MARANEH DIKAWASAKEUN PIKEUN BISA NARIMA ISARAT NOE DIDATANGKEUN KOE GOESTI ALLAH KA MARANEH. MARANEH BISA MAKSA NGEUREUNKEUN KALAKOEAN NOE GORENG, KARANA GOESTI ALLAH NOE KAWASA NOEDOEHKEUN KANA DJALAN NOE MOELOES KA MARANEH DIPILAMPAH DI DOENIA IEU. TANGTOE MARANEH DJADI TJONTO PIKEUN DITOEROETAN KOE SASAMA MARANEH DJENG TANGTOE SAKABEHNA MANOESA SAROEKAEUN KA MARANEH.
SARTA BEH DITOENA MARANEH NGARASA BAGDJA TEUPI KA ANAK INTJOE.
MARANEH SAREREA NOE SAENDENGNA PADA NGARIMANKEUN KANA MAKSOED AING TEA.
AING NJERENKEUN ETA PAPATAH AING NOE PANOENGTOENGAN
SAKEDAH POLAH.
KARANA AING NGARASA GEUS KOLOT MOAL SABARAHA DEUI NJA OEMOER.
KOELANTARAN TOELISAN AING IEU, SOEPAJA MANGKE DIMANA OERANG GEUS PAPISAH, MOEGAMOEGA MARANEH DJADI DJALMA PINTER, BISA NGADJI DJEUNG NGINGET-NGINGETKEUN TJARITA IEU; DIPIKIR BEURANG DJEUNG PEUTING.
DJEUNG BEH DITOENA MOEGA-MOEGA MARANEH BISA NOEROETAN KAROEHOEN MARANEH MOEGA-MOEGA BISAEUN MINDAHKEUN NAON KAKOERANGAN DIRI MARANEH MOEGA SALAWASNA DIRAKSA.
KARANA AING NGARASA GEUS KOLOT MOAL SABARAHA DEUI NJA OEMOER.
KOELANTARAN TOELISAN AING IEU, SOEPAJA MANGKE DIMANA OERANG GEUS PAPISAH, MOEGAMOEGA MARANEH DJADI DJALMA PINTER, BISA NGADJI DJEUNG NGINGET-NGINGETKEUN TJARITA IEU; DIPIKIR BEURANG DJEUNG PEUTING.
DJEUNG BEH DITOENA MOEGA-MOEGA MARANEH BISA NOEROETAN KAROEHOEN MARANEH MOEGA-MOEGA BISAEUN MINDAHKEUN NAON KAKOERANGAN DIRI MARANEH MOEGA SALAWASNA DIRAKSA.
LAMOEN MARANEH GEUS NGARASA KAPAPATENAN DOELOER TJARA AING KAPAPATENAN KOE KAROEHOEN AING POMA MARANEH OELAH REK POHO NGAHORMAT.
NOELOENGAN DJEUNG NOEROET NOE WADJIB PIKEUN MARANEH NARANDAKEUN DJALAN KABENERAN SANADJAN KOE DJALAN SEDJEN. ETA PANGHORMAT AING NOE PANOENGTOENGAN KA MARANEH, SAMEMEHNA NJAWA AING DIPOENDOET KOE NOE KAGOENGAN. KOE SABAB ETA NJAWA AIN G DI AEHERAT MOAL ERA KOE BANGSA SASAMA AING.JEN AING GEUS DITAKDIRKEUN KOE GOESTI ALLAH DILANTARANKEUN PITOELOENGNA KANGDJENG GOUVERNEMENT DIDJADIKEUN POERAH MAPATAHAN DJEUNG NGADJAK KA MARANEH SAREREA.
SAKITOE ETA PAMENTA AING KA MARANEH SAREREA SOEPAJA DITOEROET."
(PANGERAN ARIA SOERIA
ATMADJA)
Suksesi
Setelah
merasa tua ia meminta berhenti dari jabatan bupati dengan Bisluit Gubernemen
tanggal 17 April 1919. Ia menjabat Bupati Sumedang selama 36 tahun, sejak
tanggal 31 Januari 1883 sampai dengan tanggal 17 April 1919. Dan jabatan bupati
jatuh kepada saudaranya beda ibu, Pangeran Kusumah dilaga atau Dalem Bentang
pada tahun 1919 .
Setelah
pensiun ia kemudian menetap di Sindangtaman Desa Sindangjati di pinggiran kota
Sumedang. Pada tanggal 23 April 1921 ia berangkat ke tanah suci dan
meninggal di Mekkah dan dimakamkan di pemakaman MA’ala pada tanggal 1
Juni 1921. Karena itu dikemudian hari ia dikenal dengan nama Pangeran Mekah.
Keturunan
Pangeran
Mekah menikah dengan NRA Rajaningrum, dan mempunyai putra bernama R.A. Janyainten
Jubaedah.
16. RAA Dalem Kusumadilaga / Dalem Bintang. 1919 – 1937
Dalem
Aria Kusumadilaga atau Dalem Bintang menjadi
bupati dari tahun 1919 hingga 1937),
menggantikan saudara seayahnya, Pangeran
Aria Suria Atmadja (Pangeran Mekah)
Raden Adipati Aria Dalem Kusumah Dilaga atau Tumenggung Aria Kusumah Dilaga dikenal juga dengan
nama Dalem Bintang. Ia merupaka putra dari bupati Pangeran Sugih / Pangeran
Suria Kusumah Adinata (mp. 1836-1882 M) dari istrinya yang bernama N.R.A.
Mustikaningrat binti R.A.A. Kusumadiningrat (bupati Galuh/ Ciamis).
Pada
masa pemerintahannya mengalami perkembangan Volksraad (Dewan Rakyat Hindia
Belanda), partai politik dan pemberontakan komunis di Jawa Barat.
17.
Tumenggung Aria Suria Kusumahdinata /
Dalem Aria. 1937 – 1946
Raden
Suria Sumantri atau Dalem Aria menjadi bupati menggantikan Tumenggung Aria
Kusumadilaga.
Setelah
menjadi bupati Raden Suria Sumantri memakai gelar Tumenggung Aria Suria
Kusumah Adinata (1937 – 1946). Dalem Aria merupakan bupati tiga jaman,
pertama jaman Hindia Belanda, kedua Jepang dan Republik Indonesia.
18. R. Hasan Suria Sacakusumah. 1946 – 1947
Raden
Hasan Suria Sacakusumah menjadi bupati menggantikan Tumenggung Aria Suria
Atmaja. Ia menjadi bupati di era perjuangan.Pada masa jabatannya terdapat tiga
macam pemerintahan di Sumedang, pemerintahan Belanda, pemerintahan Negara
Pasundan dan Republik Indonesia
Pada
masa Infansi militer Belanda ke dua ke Indonesia, sang bupati mengungsi
ke pedalaman. Sehingga gedung kabupatian dan Srimanganti ditempati tentara
Belanda.
Berhubung Bung
Hasan belum kembali dari pengungsian maka pemerintahan Hindia Belanda
mengangkat Tumenggung Muhamad Singer sebagai Bupati Sumedang.
24..
R. Tumenggung Mohammad Singer. 1947 – 1949
Tumenggung Muhamad
Singer (1947 – 1949) merupakan keponakan dari Pangeran Aria Suria
Atmadja. Ia diangkat menjadi bupati paada 5 Desember 1947.
Sebelumnya ia telah menjadi pamongpraja di Irian jaya, sulawesi dan Kalimantan Timur. Di akhir masa jabatannya ia diberi tugas belajar ke negeri Belanda untuk mengikuti usaha pembangunan di berbagai negara yang dilanda perang dunia ke-2, sekembalinya dari Belanda ditempatkan di bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Sebelumnya ia telah menjadi pamongpraja di Irian jaya, sulawesi dan Kalimantan Timur. Di akhir masa jabatannya ia diberi tugas belajar ke negeri Belanda untuk mengikuti usaha pembangunan di berbagai negara yang dilanda perang dunia ke-2, sekembalinya dari Belanda ditempatkan di bagian Agraria Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pada
masa Muhamad Singer, Raden Hasan Suria Sacakusumah diangkat kembali menjadi
bupati pada tahun 1949 menggantikan Muhamad Singer berangkat ke Belanda, masa
jabatannya hanya satu tahun kemudian diserahkan kepada Raden Abdulrachman
Suriasaputra.
Tumenggung
Muhamad Singer ini dianggap seebagai bupati terakhir keturunan raja taja
Sumedang.
Dari berbagai Sumber