Pada awalnya
setiap orang mungkin tidak pernah tahu kapan daerah tempat tinggalnya itu
dibangun oleh para leluhurnya. Bahkan mungkin setiap oraang tidak memperdulikan sejak kapan nama
suatu daerah yang bernama “hariang” itu terbentuk, hingga salah seorang tokoh
intelektual asal Hariang yang tinggal di Jakarta, yang bernama Drs. Emut
Muchtar MM, atau di daerah asalnya lebih dikenal dengan nama ”Omang” mulai
mencari asal usul tentang hari lahirnya tempat tinggalnya tersebut.
Ternyata para leluhur orang hariang telah menulis silsilah keturunan “Urang Hariang” dari generasi ke generasi yang hingga kini bukunya masih ada. Buku ini sendiri masih tersimpan di “Pa Ulis” , demikian suatu sebutan terhadap juru tulis desa, yang hingga kini setelahpensiunpun masih disebut pa ulis.
Ternyata para leluhur orang hariang telah menulis silsilah keturunan “Urang Hariang” dari generasi ke generasi yang hingga kini bukunya masih ada. Buku ini sendiri masih tersimpan di “Pa Ulis” , demikian suatu sebutan terhadap juru tulis desa, yang hingga kini setelahpensiunpun masih disebut pa ulis.
Momen hari
kelahiran “Hariang” sengaja dibidik oleh pencetus Bp. Emut Muchtar untuk
membangkitkan kembali kebanggaannya terhadap suatu daerah meskipun mereka merantau ke
kota besar dan menjadi orang sukses di kota-kota besar tersebut. Bp. emut muchtar seolah ingin mengungkapkan yang menurutnya sebagai permulaan
untuk berperan aktif dalam membangun daerahnya dimana mereka dibesarkan.
Dari kacamata
peradaban, memang sangat rugi ketika kita menyaia-nyiakan daerah dimana kita
dibesarkan. Karena begitu manis kenangan yang ditinggalkan dengan tetangga atau
teman sekampung tempo dulu, padahal seperempat kehidupan kita alami dimana kita
dibesarkan. Jadi sangat rugi ketika kita melupakan kenangan yang begitu indah
dan sangat berharga. Karena harus diakui juga ketika kita memulai kehidupan
disuatu daerah baru, sebenarnya kita baru mencatat 1 halaman sejarah baru,
padahal buku-buku kita bisa dipenuhi oleh sejarah masa lalu nenek moyangnya,
dan hal ini hanya ada di ddaerah asalnya.
Gbr. Baleho Daftar Pembicara dalam Peringatan hari Ulang Tahun Hariang ke-349
Dan menurut salah
seorang peminat sejarah asal daerah hariang, Jika kita membangun sejarah di
suatu daerah baru, supaya ada kesinambungan sejarah, maka kita harus menghubungkan dengan sejarah nenek moyangnya,
agar sejarah ini dapat membangitkan generasi-generasi sesudahnya bersemangat
membangun searah-sejarah kesuksesan baru dari generasi ke generasi.
Kadang kita harus
mundur satu langkah untuk membuat loncatan-loncatan besar ke depan. Karena itu
bp. Emut Muhtar seolah ingin memulai hal demikian. Ingin membangun sejarah ke
depan untuk generasi-generasi berikutnya.
Dan yang ingin
dibidik oleh pencetusnya”hari lahir Hariang” ini adalah kekhawatiran kaum yang
peduli terhadap daerahnya, yang selalu ditinggalkan oleh kaum intelektualnya
yang urban ke kota-kota besar. Padahal sebenarnya kaum terpelajar ini sangat
dibutuhkan di daerahnya. Seolah tidak ada regenerasi menuju lebih baik, setelah
terdididk di daerahnya, mereka harus bekerja atau mengabdi di daerah lain atau
diibukota, sehingga yang di daerah hanya orang tua yang membesarkan mereka dan
orang-orag yang secara ekonomi tidak banyak berubah.
Nah hal inilah
yang sengaja akan dibidik oleh Bp. Emut Muhtar, yaitu membangun kepedualian
terhadap daerah asallnya meskipun mereka sudah sukses di daerah lain. Dan yang terpenting juga mungkin agar
kesuksesan di tempat lainpun masih tercatat dalam silsilah keturunan asal
daerah hariang.
Ide besar, memang
awalnya penuh rintangan, ada yang mencibir, seolah hal ini tidak mungkin
terjadi. Tetapi hal ini justru membuat pemicu untuk membuktikan begtu adiluhung
cita-citanya. Bermodalkan ketokohan, intelektual, kejujuran dan
kepercayaan,seolah rintangan bukan suatu halangan yang berarti, dan justru
mendapat dukungan dari kaum muda yang tinggal di pernatauan yang cukup berhasil
dari segi ekonomi, dan dengan mudah pula terkumpul dana yang cukup melimpah,
karean semua orang begitu menaruh penghormatan yang lebih dari penggasnya.
Karena ketokohan
keluarganya di kampung juga sangat berpengaruh, maka dengan mudah juga mendapat
dukungan dari daerah asalnya. Jadi bersinergilah antara orang-orang perantauan
yang sangat bergairah menyambut “sesuatu hal yang membanggakan di daerahnnya”
dengan masyarakat “urang Hariang” yang seolah terusik lagi kebanggannya
terhadap daerahnya, dan harapan besar bagi kemajuan daerahnya ke depan.
Kerinduan terhadap
kebanggaan, kejayaan dan harapan ke depan dari kaum muda asal daerah tersebut merantau ke kota-kota besar dan yang diam di daerahnya ini bersinergi di
hari lahir daerah hariang yang ke- 349 tahun, yang baru dirayakan pertama kali,
yang dimulai dari hari kamis tanggal 29 Mei hingga hari minggu tanggal 1 Juni
2014.