Laman

Senin, 01 September 2014

Momen Kumpul Teman Ex, Angkatan Pertama SMPN Hariang

a. Pertemuan di Liburan Lebaran  tahun 2012

Pada awalnya acara tidak disengaja pada Libur Lebaran tahun 2012, pergi ke daerah desa Wanajaya (Pari /Bobos), diajak Bpk Eman Geleyeng, yang katanya akan botram (makan bersama) di  Sungai Cikandung, yang kebetulan berada di perbatasan Desa Hariang dan Desa Wanajaya. Bp. Eman dulunya sring disebut Si Geuleuyeung, karena kalau jalan ngageuleuyeung wae. siga  jukung dina cai ngalir.

Sebelum itu, kami berdua mencoba jalan-jalan ke Pari dan Bobos. Pada awalnya sambil mau melihat ke rumah almarhum Aki dan Nini yang  ada di Pari, dan kebetulan rumahnya bersebelahan dengan teman  satu angkatan di SMP, yang bernama Bpk. Saefudin, yang  dulu kadang disebut Si Sade. Sebelumnya bertemu dulu dengan Bp. Wawan, yang dulunya lumayan ganteung. Dan kebetulan disana juga ada Bp. Dindin, yang sedang ngaheurap (ngail ikan), yang kebetulan kolamnya bersampingan dengan rumah Bp. Wawan. Disinii kemudian ngobrol berempat di buruan rumah Bp. Wawan, mgobrol "ngaler ngidul". Dan setelah itu kemudian pergi ke Ibu  Lia untuk undangan perkawinan anak sulungnya Meskipun belum acara hari H.  Si ibu Lia in dulunya meskipun agak hitam tetapi manis, makanya diperebutkan oleh beberapa orang yang saling bersaing.

Gbr. Foto Makan bersama di Rumah Bu Lia di Bobos

Di rumah Ibu Lia baru ngobrol sebentar, ada telepon dari Bp. Uyat, katanya kamu jangan ke mana-mana saya mau ketemu kamu. Kamu tunggu saja di sana pokoknya saya mau bertemu, demikian bapak Uyat berkata. Bp. Uyat dulu terkenal degan nama Ebah. Saya tidak pernah mengetahui apa dan mengapa di sebut Ebah. Setelah datang bp.  Ebah ini ngobrol tambah rame. Pada awalnya kami juga mengundang rekan-rekan yang ada di Pari untuk berkumpul di rumah Bu Lia, tetapi tidak ada yang datang. Dan yang datang teman yang dekat dengan runah  ibu Lia yang bernama Duduy, yag mempunyai hoby memelihara ayam bangkok. Serasa kurang kemudian menghubungi Kuwu (Lurah) Wawan atau nama aslinya Gunawan, yabg menjadi lurah di Desa Wanasari.

Tidak begitu lama ada telepun dari Bp.Cucu Erus, dari Sumedang, yang meminta kami jangan kemana-mana dan tunggu katanya, Pada awalnya kita mengira ia pergi dari Cikurubuk, keluarga orang tuanya. Ternyata ia berangkat dari Sumedang/ Tidak begitu lama, datanglah Bpk. Cucu. Setelah 26 tahun tidak bertemu dan sudah banyak perubaham, Semua dari kami tidak ada yang mengenalinya, Ia dengan sopannya permisi, Karena tidak ada yang mengenali, dan tuan rumah ada di dalam rumah, maka dari semua yang ada di luar mempersilahkan untuk masuk ke dalam rumah, Semua orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang bapak cucu ini, Dari kelakarnya ketika memperkenalkan diri, teman-teman ada yang nyeletuk berbicara " sugan teh maneh teh rek nagih hutang,"

Itulah sepenggal cerita tentang begitu lamanya tidak bertemu. Bahkan sebelumnya banyak teman-teman yang tidak mengenal Ibu Lia pada awalnya.  Dan karena saya harus pergi lagi ke Surabaya jam 5 sore, maka kami juga pamitan sekitar jam 12 siang. 2 Jam pertemuan dengan teman-teman sungguh sangat bermakna. Perjalanan jauh ke belakang, justru bertemu ketika rambut mulai beruban. Jadi Jika menarik ulur waktu perpisahan, dengan teman-teman berarti jika lulus di tahun 1986 dan bertemu ditahun 2012, maka rentang waktu 26 tahun, menjadikan orang tidak mengenali satu sama lain,


b, Pertemuan :Liburan Lebaran Tahun 2013

Pertemuan liburan Lebaran tahun 2013 berlangsung di rumah Ibu Ecin Kuraesin di Salam, Rencananya hanya ingin kumpul bersama dengan teman-teman sambil mancing, Dan karena yang punya kolam adalah Ibu Ecin, makanya kita meminta rumah ibu ecin ini dijadikan tempat pertemuan.

Gbr. Foto Di Rumah Bu Ecin di Salam

Gbr. Foto di Rumah Bu Ecin di Salam

Dalam pertemuan ini berkumpul sekitar 13 orang, diantaranya: Bp Uyat Ebah. Saya sendiri, Bp Cucu Erus, Bp, Yoo Sukarya, bp, Adang Wigana (lurah citaleus), Bp, Wawan, Bp, dadan, bp Satia,. tuan rumah ibu Ecin. Ibu Enok, ibu Lia dan Ibu Yayat,

Setelah pertemuan, ini, salah seorang teman menelepon, kok tidak mengajak saya, katanya. Orang yang menelepon itu bernama Bp, Totoy. Ia berkata, pokoknya besok jangan ke mana-mana saya mau ke rumahmu, Dan juga ada telepon dari Bp, Ahya yang berkata ingin sekali bertemu. Dan pertemuan di rumah terlaksana sekitar jam 2-an. Mula mula yang datang adalah Bp. Totoy, kemudian Bp, Ahya, Di rumah selain saya, ada juga teman seangkatan yang keberulan menjadi adik ipar, yaitu Bp. Iman Nurdin, Dan untuk memeriahkan suasana saya juga mengundang teman yang rumahnya dekat, yaitu Bp. Endang. Bp. endang ini dulunya terkenal dengan nama si boled.

Menarik tentang Bp Endang ini,  Dulu ketika masih di SMP, karena sering  mengadakan acara  "metis" atau rujakan, Dan kebetulan Bp, Endang ini suka bawa boled atau hui (ubi jalar). Karena ubi itu ada yang besar, menyerupai kepala, dan kebetulan Bp Endang ini berperawakan besar sehingga kepalanya juga agak besar. sehingga kata si eman kamu ini seperti boled, maka dari itu terkenal dengan nama Boled, Dan yang membuat terkenal adalah adik penuls yang bernama Ganda, ketika mencari saya ke rumah endang ini, Kebetulan yang menerima ibunya, kata adik saya, "Bu aya boled" (Bu ada Boled), Sang ibu menjawab:: Teu aya jang di dieu ah da teu ngajual boled" (Tidak ada nak, disini nggak jualan ubi jalar). Pada awalnya tidak nyambung tetapi karena berkali kali maka ibunya mengerti bahwa boled itu nama lain dari anaknya yang diberikan teman-temannya, Mulai saat itu terkenalah Bp Endang ini dengan nama Boled.

Maka berkumpulan 5 orang rekan seangkatan saya sendiri, Bp. Totoy, Bp. Ahya, Bp. Endang, Bp. Iman. Dan ada cerita lucu dari  pertemuan di rumah ini. Cerita dari Bp Ahya dan Bp. Iman yang selumnya sudah bertemu di malam harinya. Tetapi stu sama lain tidak saling menyapa, Bp, Ahya beranggapan bahwa bp. iman itu adalah kakanya, sedang Bp. Iman menganggap bahwa Bp. Ahya sombong karena tidak menyapanya. dan ketika bertemu di rumah semuanya kaget. Padahal keduanya dulu terkenal sebagai sahabat yang akra sekali. Waktu yyang lama tidak berjumpa  lebih dari 20 tahun menjadikan satu sama lain tidak mengenalinya, padahal 1 kampung, dan rumahnya tidak begitu jauh.

c. Pertemuan :Liburan Lebaran Tahun 2014

Pertemuan liburan lebaran tahun 2014 diadakan di rumah Ibu Ecin. Pertemuan ini juga dihadiri oleh 12 orang, diantaranya: Saya sendiri, Bp. Uyat, Bp. Yoyo Sukarya, Bp. Totoy, Bp. Satia, Bpk. Iman Nurdin, Bp. Cucu Erus, Ibu Ecin, ibu Enok, Ibu Yayan, Ibu Yayat, Ibu Edah.

Kebetulan acara hari itu banyak bentrok dengan acara teman-teman yang lainnya, sehingga tidak bisa mengadiri pertemuan ini. Ibu Lia yang terkenal kocak ada acara yang bersamaan, sehingga tidak hadir. Bp. dadan karena tidak bisa meninggalkan hobinya "mancing" juga tidak bisa hadir. Bp. Adang Wigana juga nggak bisa hadir, Bp. Karma, Bp. Suherman dan bp. Ahya yang diundang juga tidak bisa hadir, karena ada acara dengan keluarga besarnya.

Gbr. Foto Foto di Rumah Bu Ecin di Salam

Dan yang menjadi spesial pertemuan itu karena adanya pendatang baru, yang kebetulan nomor teleponnya sudah ada. Yaitu bp. Totoy, Ibu yayan, Bp. Iman Nurdin dan Ibu Edah. Jika di tahun sebelumnya yang cukup meramaikan adalah ibu Lia, yang banyak berkisah. Di pertemuan ini yang meramaikan suasana adalah Ibu Edah. Memang wanita adalah seribu misteri, selalu banyak kisah dan cerita yang membuat perut terpinkal-pingkal. Karena ada tamu, ibu Edah  meniggalkan tempat. Tetapi rupanya karena kerinduan terhadap rekan-rekan, besoknya ia mengundang teman temannya tersebut untuk datang ke rumahnya. Di Salam sebenarnya keingainan untuk mengundang rekan rekan lainnya, terutama yang rumahnya ada di Salam, seperti Bp. Ema dan Bp. Warya. Kebetulan Bp. Ema tidak pulang kampung, sedang Bp. Warya tidak ada yang mempunyai nomor HP-nya.

                                                          Gbr. Foto Foto di Rumah Bu Edah di Hariang Tongoh

Gbr. Foto Foto di Rumah Bu Edah di Hariang Tongoh

Besoknya, karena undangan dari Ibu Edah, maka rekan-rekan juga menyempatkan hadir ke rumahnya di hariang Tongoh, dantaranya: saya sendiri, Bp. Uyat, Bp. Yoyo Sukarya, Bp. Totoy, Bp. Cucu Erus, Ibu Ecin, Ibu Edah, dan  Ibu Lia. Kedatangan Ibu Lia membaawa suasana lebih meriah. disini, kita mencoba mengundang rekan yang ada di hariang Tongoh, yaitu Bp. Ade Sastra. Lama tidak pernah bertemu, mungkin kalau bertemu di jalan, tidak akan menyapa. Demikian ketika bertemu dengan bapak Ade Sastra. Dan besoknya  dengan rekan rekan berkunjung ke rumah Ibu Lia, sekalian undangan ke Bp. Dindin, yang sedang nyunatan anaknya.

e. Harapan ke Depan

Sebenarnya pertemuan dengan teman-teman lama, disamping silaturahmi, juga mudah-mudahan ke depan ada mamfaatnya. Dan mudah-mudahan sebagai langkah awal dalam menyatukan alumni angkatan pertama SMPN Hariang untuk berperan aktif terhadap almamaternya. Meskipun tema-tema pertemuan belum mengarah ke sana, karena mungkin baru pada upaya-upaya mencoba mempertemukan alumni, karena hingga kinipun belum ada komunikasi diantara alumni yang lainnya.

Dan harapan ke depan mudah-mudahan yang lainnya ikut serta, minimal sudah ada komunikasi antar telepon. Setidaknya hampir lebih 25 tahun tidak bertemu, kadang nama saja sudah lupa, apalagi wajahnya. Dan mudah  mudahan jika ada yang membaca artikel ini, ada yang memberikan info tentang keberadaan rekan-rekan. Banyak sekali teman-teman yang hingga kini belum pernah berjumpa, diantaranya: Aja sarja (pasir ipis), Wrya (salam), Sudaya (Wanasari), dan Taryana. enjang  (Citunggul). dan lain lain.

Dan mudah mudahan untuk liburan lebaran tahun depan sdah bisa mengarah pada upaya-upaya untuk ikut serta dalam memajukan almaternya.

(By Adeng Lukmantara)