Laman

Rabu, 04 Juni 2014

SAMBUTAN DARI PENCETUS MEDAL HARIANG Bp. Drs. EMUT MUCHTAR

PERINGATAN MEDAL HARIANG KE 349 TAHUN
( 1665– 2014 )
*Oleh.Emut Muchtar

 Bismillahirahmaanirrahiim

 SEKILAS TENTANG RIWAYAT BERDIRINYA HARIANG

 Menurutsejarah Hariang  yang disusun oleh E. Sonamantan Kepala Desa Hariang (1949-1969) bersama Atnawi mantan Juru Tulisdijelaskan bahwa kampung Hariang berdiri pada tanggal 20 Mei 1665 M. Berawal disuatu tempat yang sekarang disebut Gunung Hariang. Pendirinya adalah Mbah Guriang,Mbah Suria Wecana selanjutnya Mbah Wangsa Wijaya. Mbah Guriang dan Mbah SuriaWecana tidak melahirkan keturunan di Hariang (hidup sendiri dan sudah sepuh).

Dar iWangsa Wijaya bersama istrinya Nyi Mas Bayun bermulanya keturunan Hariang sampai sekarang. Sebagai contoh silsilah keturunan dari Wangsa Wijaya  sampai ke E.Sona (Alm) dan ke Atnawi (87 th)(1927 - 2014) sudah mencapai keturunan yang ke sepuluh. Dapat dilihat dari alurketurunan sebagai berikut: E.Sona  (X) Bin Asan +Ny. Iyoh  (IX) Iyoh Bin  Waji (VIII) Waji Bin Najam + Ny. Enes(VII) Enes Bin Mukram (VI) Mukram BinSuma (V) Suma Bin Akung (IV) Akung Bin Wangsa Dirana (III) Wangsa Dirana Bin Taruna Diwangsa(II) Taruna Diwangsa Bin WangsamWijaya(I)

Atau  dari   Atnawi (X)  BinAsmawi(IX) Asmawi Bin Ungkas (VIII) Ungkas Bin Mudaram (VII) Mudaram Bin Mukram (VI)Mukram Bin Suma (V) Suma Bin Akung (IV) Akung Bin Wangsa Dirana(III) Wangsa DiranaBin Taruna Diwangsa (II) Taruna Diwangsa Bin Wangsa Wijaya (I). dan seterusnya hingga sekarang sudah mencapaikurang lebih Turunan ke XIII atau ke XIV.

Selanjutnya kampung Hariang terhitung 12 April 1843 di masa  pemerintahan  Hindia Belanda, status hukumnya berubah  menjadi Desa Hariang  hingga sekarang di era pemerintahan Republik Indonesia.

Sekarang Desa Hariang memiliki  luas wilayah 1993 Ha, jumlah penduduk 3.500 orang,22 RT, 6 RW dan  4 dusun. Dan dalam kurunwaktu 171 tahun (1843 – 2014) desa Hariang telah mengalami pergantiankepemimpinan sebanyak 21 kali yaitu 17 kepala desa  definitif dan  4 penjabat kepala desa.  Dimulai dari kepala desa yang pertama  UngkasWangsa Wijaya (1843- 1869); Sarwian (1869-1877); Ahi Astra Praja (1877- 1894);Wira Praja (1894- 1899); Jaya Praja (1899- 1909); Mulyani Wangsa Praja (1909-1914); Adi Wijaya (1914- 1928); Astra Praja (1928- 1945); Enja (1945- 1947);Astra Praja II (1947- 1948); Ato Wiharja (ORTD) (1949) ; E.Sona (1949- 1969);Sukarya (Pj) (1969- 1970); S.Endih (1970- 1980); Engkos Kosim (Pj) (1980-1981); Koko.S (1981- 1989); Engkan Kuswara (1989- 1990); Danu.K (1990- 1998);Uda Wijaya (1998- 2006); T. Rustandi (2006- 2012); Sekarang T Rustandi untukmasa jabatan yang kedua kalinya (2012- 2018).

“Dirgahayu349tahun Medal Hariang ”.

            Nama “Hariang” dikaitkan dengansebuah nama dari seorang Raja Sunda “ Sang Banga” atau “Hariang Banga” yaitu namalain dari “Prabu Kerta Bhuwana Yasa Wiguna Haji Mulya” dari Kerajaan Sunda. Prabu Hariang Banga adalah putera dari  Rarkyan Panaraban Kerajaan Sunda- Galuh .Hariang Banga berkuasa di Kerajaan Sund a selama 27 tahun ( 739 M – 766 M ). Tokoh Hariang Banga atau keturunan Hariang Banga  telah menginspirasi Mbah Guriang untuk memberikannama pada sebuah lokasi yang diitempatinya yaitu “Hariang Banga” yangselanjutnya nama lokasi tersebut berkembang dan menjadi  sebuah kampung bernama “Kampung Hariang”.

Tokoh  Mbah Guriang, menurut  E.Sona adalah seorang Patih Kerajaan yanglolos dari Kerajaan Sunda Pajajaran yang  runtuh pada tahun 1579 sedangkan Mbah Suria Wecana adalah seorang Demang.

      Hariang medal, setelah berdirinya dan runtuhnya  kerajaan Sumedang Larang yang pusat kekuasaannya di Kutamaya. Sumedang Larang berkuasa selama  45 tahun (1580-1625) selanjutnya terdesak oleh kekuatan/ pengaruh  Islam Mataram yang tidak bisa dibendung lagi. Penguasa kerajaan Sumedang Larang yang pertama ialah Prabu Geusan Ulun (1580-1608).Prabu Geusan Ulun berasal dari keturunan Galuh putera Sangiang penguasa Galuh yang kemudian memperistri seorang puteri dari  Sumedang.

KerajaanSumedang Larang diharapkan menjadi pengganti Kerajaan Sunda yang sudah runtuh,dikuatkan oleh adanya 4 orang pembesar yang menjadi pendukung dan pembantuPrabu Geusan Ulun. Masing-masing adalah Jaya Perkosa, Terongpeot, Kondanghapadan Nangganan Mereka berada di Sumedang kemungkinan besar karena meloloskandiri dari Pakwan Pajajaran tatkala Ibu Kota Kerajaan Sunda itu diserbu oleh pasukanBanten Syekh Maulana Yusuf  (1579).  Dan mereka  itulah yang mengangkat Prabu Geusan Ulun menjadiNalendra Sumedang Larang yang kekuasaannya meliputi wilayah yang dibatasi olehSungai Cisadane di sebelah Barat dan Sungai Cipamali di sebelah Timur (kecualiJakarta, Bogor dan Cirebon). (Edi.S Ekadjati dalam bukunya: Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya, 1984).

 SEBUAH HARAPAN HARIANG LEBIH MAJUDAN BERMARTABAT

Bilasekarang ini ada sebuah mahluk hidup berusia 349 tahun  tentu sangat  tua sekali dan lemah yang akhirnya hanyalah menunggukematian. Namun tidak begitu  dengan usiasuatu komunitas/masyarakat. Justru sebaliknya, semakin tua usia  sebuah komunitas/  masyarakat seharusnya semakin tumbuhberkembang dan bahkan menjadi besar, kokoh, kuat, dan atau  berjaya. Kita berharap demikian, kedepannyaHariang menjadi sebuah desa yang berkembang dan modern. Desa yang mampumemelihara dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang hidup di tengah-tengahmasyarakat pedesaan. Santun dan ramah, tindakan tidak mengedepankan kepentingandiri atau ananiyah tetapi lebih cenderung kepada sikap mendahulukan kepentinganbersama atau nahniyah. Bersatu dan bergotongroyong , memegang teguh etika dan moral,bersikap toleransi  dan  cinta damai.

Kemajuandesa Hariang yang di harapkan tentu tidak akan datang dengan sendirinya tetapi harus  melalui suatu proses “Pembangunan Desa”.Pembangunan yang terencana dan terpadu, dilakukan oleh masyarakat desa itusendiri, mampu mengakomodir potensi-potensi  sumber daya alam (natural resources) dan sumberdaya manusianya (human resources), menjaga nilai-nilai  social maupun culturalnya serta nilai-nilai  religi yang dianut masyarakat. Berteknologitepat guna, dan tidak kalah pentingnya adalah adanya suatu kepemimpinan yangdidukung oleh seluruh masyarakatnya, menjunjung tinggi  musyawarah/ mufakat di dalam mengambilkeputusan.

TEMA KEGIATAN PERINGATAN PERDANA MEDAL HARIANG

Tema peringatanperdana Medal Hariang ialah “Baktiuntuk negeri membangun kebersamaan dan kemajuan Hariang” , ini lebih kepadainspirasi dan motivasi di dalam mensyukuri Karunia Tuhan, terhadap  Tanah dan Air yang telah dianugerahkan kepadamasyarakat  desa Hariang tercinta agar Tanahdan Air Hariang menjadi  sarana dantempat  bekerja serta beramal baik untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat dalam arti yang seluas-luasnya, ”Padamu Hariang Kami Berbakti”.

Diawalidengan “Kebersamaan”.  Kebersamaan dipraktekkan  di dalam penyelenggaraan event peringatan 349th Medal Hariang. Panitia, pemerintah, warga dan   keluarga besar Hariang  secara bersama- sama bahu membahu ambil bagiandi dalam pelaksanaan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Kebersamaanini  kemudian diluaskan kepada siapapun orang yang terikat dengan silsilah kekeluargaan atau kekerabatan Hariang  atau bahkan kepada siapapun orang yang menaruhperhatian terhadap kemajuan Hariang. Tenaga dan pikiran,dukungan finansial maupun materialnya, dibarengi  keikhlasan yang tanpa pamrih semuanya meleburke dalam satu  kebersamaan melalui  media event yang sedang  terjadi dan akan terus berlanjut dan menjadi miliknya.  

Membangun  dalam arti mendirikanyang tadinya belum ada; memelihara dan mengembangkan yang tadinya sudah baik;memperbaiki yang rusak; mengelola perubahan selari dengan dinamika bangsa dan kemajuanmasyarakat  di dunia internasional. Lebihkhusus lagi adalah desa Hariang mampu menghasilkan kemajuan untuk kesejahteraandan kemakmuran rakyatnya,  meraihkebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
PerhatikanFirman Allah SWT“Sesungguhnya jika kamu bersyukur , niscaya Aku akan menambah(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti azab-Kusangat berat.” (QS.14: 7).

349 TAHUN MEDAL HARIANG MENJADISARANA KEBANGKITAN

Kemajuan Hariang adalah perubahan Hariang, kemajuan Hariang adalah  pembangunan Hariang, kemajuan Hariang adalah kebersamaan Hariang. Maka di peringatan 349 tahun Medal Hariang ini diharapkan menjadi suatuinspirasi, motivasi dan sekaligus menjadi sarana kebangkitan bagi masyarakat  Hariang. Sehingga kedepannya desa Hariang  mampu  menghantarkan warga dan generasi penerusnya  ke suatu kondisi kehidupan   yang lebih baik dari generasi- generasi  sebelumnya yakni terciptanya suatu generasi yangmemiliki pengetahuan luas berteknologi tinggi  , kuat, bermartabat dan berderajat tinggi yangdidasari oleh Iman dan Takwa kepada Allah SWT.

Terimakasih atas segala perhatiannya, semogabermanfaat.
Walhamdulillahi Rabil alamiin.
Minggu, 1 Juni 2014

DIRGAHYU 349 TAHUN MEDAL HARIANG
SEMOGA HARIANG MAJU, BESAR, KUAT DAN BERJAYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar